EMCL Mulai Kembangkan Sumur Kedung Keris
Kamis, 22 Desember 2016 07:00 WIBOleh Heriyanto
Oleh Heriyanto
Tuban - Operator lapangan minyak dan gas bumi (migas) Banyu Urip Blok Cepu, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) mulai menggarap tapak sumur Kedung Keris di Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro. Di tapak sumur Kedung Keris itu diperkirakan terdapat kandungan minyak mentah sebesar 9 juta barel.
Juru Bicara EMCL, Rexy Mawardijaya mengungkapkan, plan of development (PoD) atau rencana pengembangan sumur Kedung Keris sudah disetujui pihak Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sejak Juni 2016 dan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) sudah selesai.
"Saat ini, kami sedang membangun jalan dan pipa sepanjang 15 kilometer dari tapak sumur Kedung Keris ke CPF (central production facility) di Lapangan Banyu Urip," ujar Rexy di sela Silaturahmi Sosialisasi SKK Migas Perwakilan Jabanusa dengan Media Tuban.
Ia menambahkan, pada saat produksi nantinya tapak sumur tersebut bisa menghasilkan minyak bumi sekitar 5.000 barrel per hari. Minyak sebesar itu menambah jumlah produksi minyak di kawasan Blok Cepu.
"Sekarang kami memang masih fokus meningkatkan produksi minyak di Lapangan Banyu Urip (sudah memproduksi minyak 185 ribu barel per hari sejak Maret 2016), tahun depan menambah lagi dari lapangan Kedung Keris," katanya.
Sementara itu, Rexy juga mengungkapkan, investasi pembangunan di Kedung Keris diperkirakan menelan dana sebesar 100 juta dolar Amerika. Dari investasi itu, pada saat minyak sudah diperoduksi, pemerintah akan menerima 713 juta dolar (asumsi harga minyak 40 dolar Amerika per barel).
"Apabila harga minyak 60 dolar, maka, pemerintah akan menerima 1.171 dolar Amerika," sebut mantan wartawan di sebuah radio di Surabaya ini.
Kawasan Blok Cepu yang meliputi tiga daerah yakni Bojonegoro, Tuban, dan Blora memiliki potensi tapak sumur minyak dan gas bumi. Di antaranya tapak sumur yang sudah dibor, tapak sumur Banyu Urip (minyak), Kedung Keris (minyak), Jambaran-Tiung Biru (gas), Cendana (gas), dan Gianti (gas).
Khusus proyek di Lapangan Banyu Urip, kata Rexy, pihak EMCL telah memproduksi minyak sebesar 120 juta barel, nilai investasinya sebesar 4 miliar dolar Amerika.
"Selama produksi itu, negara telah menerima pemasukan sebesar 44 miliar dolar Amerika, asumsinya harga minyak 50 dolar per barrel," terangnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan SKK Migas jawa Bali dan Nusa Tenggara, Ali Mashar mengatakan, produksi minyak nasional sebesar 820 ribu barrel per hari, sedangkan kebutuhan konsumsi sekitar 1,6 juta barel per hari.
"Terbesar produksi minyak dilakukan Cevron di Pekanbaru yang menghasilkan sekitar 300 ribu barel per hari atau 40 persen dari kebutuhan minyak nasional," ujarnya. (her/kik)