Intensitas Hujan Tinggi, Banjir Luapan Bengawan Solo Rawan Terjadi
Jumat, 23 Desember 2016 07:00 WIBOleh Heriyanto
Oleh Heriyanto
Bojonegoro Kota - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro menyatakan jika intensitas hujan yang akan turun di daerah hilir Sungai Bengawan Solo yakni di wilayah Bojonegoro dan daerah hulu yakni Jawa Tengah masih tinggi. Itu terjadi pada akhir bulan Desember ini hingga bulan Maret 2017. Sehingga potensi banjir luapan air Sungai Bengawan Solo masih akan terjadi.
"Sesuai prakiraan, puncak banjir di daerah kami akan terjadi pada bulan Februari 2017 mendatang," ujar Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro, Andik Sudjarwo.
Hanya saja, ia tidak bisa memperkirakan banjir luapan Bengawan Solo di wilayah Bojonegoro termasuk banjir besar, sedang atau kecil. "Kita tidak bisa memprediksi, sebab semua bergantung curah hujan di daerah hulu, Jawa Tengah, juga lokal," ungkapnya.
Menurutnya, berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Malang, hujan dengan intensitas tinggi akan terjadi hingga tiga bulan ke depan.
"Musim penghujan masih berlangsung hingga bulan April mendatang. Bahkan bisa mundur," paparnya.
Ia terus mengimbau kepada masyarakat yang tinggal di daerah bantaran Sungai Bengawan Solo tetap waspada. Apalagi beberapa titik tanggul anak sungai Bengawan Solo yang jebol masih belum diperbaiki. Sehingga, saat air Bengawan meluap maka permukiman warga juga akan langsung terendam.
Ia juga menyebutkan, jika kerugian banjir akibat luapan air Sungai Bengawan Solo yang terjadi selama sepekan lalu mencapai Rp30,4 miliar. Itu setelah tanaman padi serta sejumlah pemukiman warga mengalami kerusakan.
"Kerugian banjir kemarin mencapai Rp30,4 miliar. Itu berdasarkan perhitungan dalam kejadian banjir luapan Bengawan Solo yang melanda 78 desa di sembilan kecamatan, sejak 29 November sampai 3 Desember 2016," jelasnya.
Banjir menggenangi sebanyak 9.414 kepala keluarga (KK), di antaranya seribu jiwa lebih mengungsi di sejumlah lokasi. Dalam kejadian banjir itu, lanjut dia, tercatat sembilan rumah warga rusak berat dan dua rusak ringan akibat diterjang banjir.
Selain itu banjir juga merendam 5.086 hektare tanaman padi, sebagian besar di antaranya rusak berat, yang tersebar di Kecamatan Kota, Dander, Kalitidu, Trucuk, Kapas, Balen, Sumberrejo, Kanor dan Baureno. (her/kik)