Petani Bawang Merah Keluhkan Mahalnya Harga Bibit
Sabtu, 31 Desember 2016 14:00 WIBOleh Piping Dian Permadi
Oleh Piping Dian Permadi
Bojonegoro Kedungadem - Usai melakukan panen bawang merah pertama di akhir bulan Desember ini, para petani di Bojonegoro harus kembali melaksanakan penanaman kedua. Namun para petani di wilayah kecamatan Kedungadem mengeluhkan mahalnya harga bibit bawang merah di pasaran.
Harga bibit bawang merah dipasaran saat ini adalah Rp 50 ribu per kilogram. Padahal, harga jual bawang merah sendiri saat panen tiba, hanya berkisar Rp 17 ribu perkilogram di tangan tengkulak.
Beda harga yang cukup jauh itu membuat para petani tidak bisa banyak meraup untung, bahkan bisa merugi. Meski harga bawang merah di pasaran mahal, kondisi tersebut tidak berpengaruh besar karena mereka menjual kepada tengkulak dengan harga yang sama.
Seperti yang dikeluhkan oleh petani bawang asal desa Geger Kecamatan Kedungadem, Ngasirin (50), yang sebentar lagi akan menanam kembali bawang merah di sawah miliknya. Kata dia, untuk bisa panen sekitar 6 ton bawang merah di lahan seluas 1 hektare, dia harus menebar 1 ton bibit.
Dia mengaku mengurangi jumlah bibit yang ditanam, karena terkendala modal pembelian bibit yang begitu mahal. “Biasanya kita tanam semua, karena mahal ini sebagian ada yang ditanam jagung," ucapanya.
Biasanya harga bibit berkisar Rp 35 ribu perkilogram, namun kini mengalami kenaikan hingga Rp 50 ribu. Kondisi tersebut sangat disayangkan oleh para petani.
Selain masalah bibit, musim hujan di akhir tahun juga sedikit banyak berpengaruh dengan hasil panen. Kata Ngasirin, biasanya sawahnya bisa menghasilkan hingga 6-7 ton bawang merah, namun saat ini berkurang karena cuaca.
"Katanya mau dibantu bibit oleh pemerintah tapi sampai saat ini belum ada," jelasnya.
Dia berharap, pemerintah ikut membantu agar petani tidak kesulitan untuk membeli bibit dengan harga yang tinggi. (pin/moha)