Kuswiyanto Motivasi Srikandi dari Dusun Sukun
Jumat, 06 Januari 2017 13:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Bojonegoro - Hutan di Bojonegoro mencakup 40% dari seluruh wilayah Bojonegoro. Karena itu, ada masyarakat yang hidupnya berdampingan dengan keberadaan hutan. Hidup di kawasan hutan tak menyurutkan niat ibu-ibu yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Srikandi Dusun Sukun Desa Sambongrejo Kecamatan Gondang Kabupaten Bojonegoro untuk terus maju, belajar dan memacu pengembangan diri.
KWT yang dinahkodai Ibu Nyunarwati ini patut menjadi teladan bagi kelompok tani ternak utamanya kaum perempuan. Betapa tidak, di samping punya balai belajar, kelompok ini punya agenda rutin belajar bareng anggota dua kali sebulan. Hal ini disampaikan oleh Kuswiyanto saat mengunjungi mereka di sana.
"Dengan kegiatan itu saat ini mereka mempunyai kas jutaan rupiah. Dana ini diapat dari hasil kreatifitas mereka dalam pengelolaan dan pemanfaatan SDA yang dimiliki," terang Kuswiyanto.
Hasil kreatifitas mereka, kata Kusiwiyanto seperti mengolah kripik dari singkong, kripik pisang dan lainnya. Semua hasil olahan tersebut dikemas praktis dengan harga di atas rata-rata ini akhirnya bisa menembus pusat oleh-oleh dan supermarket di Bojonegoro.
"Selain cerdas dalam mengolah hasil pertanian, Srikandi Sukun ini juga menggalakkan kegiatan peternakan kambing dan kelinci," sambung Kuswiyanto kagum.
Sebanyak 27 anggota kelompok petani wanita telah mendapatkan bantuan dari Dinas Peternakan untuk budidaya kelinci.
Dalam kesempatan belajar bareng beberapa waktu lalu, Kuswiyanto yang juga pegiat Pemberdayaan Perempuan karena bidangnya di Komisi VIII DPR RI, memberikan apresiasi yang benar-bebar hebat kepada KWT ini, karena rata-rata Kelompok Tani adalah laki-laki.
"Meski mereka hidup jauh dari kota, kira-kira 60 km dari pusat kota mereka punya keinginan dan kemauan, punya antusiasme yang luar biasa. Terutama guna kemajuan keluarga dan masyarakatnya. Sangat jarang kita temui hal ini, karena generasi muda saja yang mau bertani itu jelas-jelas sangat minim peminatnya," katanya.
Oleh karena itu, sahabat Kang Yoto ini memberikan semangat dan dorongan agar KWT ini selalu update dan upgrade pengetahuan teknologi pertanian dan peternakan. "Karena ilmu selalu berkembang. Mari bersama-sama mewujudkan Bojonegoro sebagai Lumbung Pangan dan Energi Negeri," pesannya.
Dalam waktu dekat agenda KWT akan melakukan study banding peternakan kelinci di Kabupaten Pati, Jawa Tengah guna penguatan Farmented Integrated dari peternakan kelinci hingga pemanfaatan limbahnya untuk pertanian dan energi bio gas. (ver/kik)