Petani Bantaran Bengawan Solo Nekat Tanam Padi Lagi
Selasa, 10 Januari 2017 10:00 WIBOleh Heriyanto
Oleh Heriyanto
Kanor - Para petani di daerah bantaran Sungai Bengawan Solo di wilayah Bojonegoro kembali nekat menanam padi. Di antaranya tersebar di Kecamatan Baureno, Kanor dan Balen. Mereka tidak takut tanamannya tenggelam, meski banjir susulan mengintai wilayah Bojonegoro dan sekitarnya.
Khamim, salah satu petani di Desa Sembunglor, Kecamatan Baureno mengaku, nekat menanam padi karena beras di rumah stoknya sudah menipis. Sehingga jika tanaman padinya kali ini panen, bisa menjadi cadangan hingga bulan September mendatang.
"Harapannya tidak terendam banjir, karena jika nanti panen untuk cadangan pangan sampai bulan sembilan," ujarnya, Selasa (10/01/2017).
Ia mulai menyebar benih padi sejak tiga minggu yang lalu. Selain dirinya, petani lainnya juga melakukan hal yang sama. Meski demikian, banyak petani lain di Kecamatan Kanor yang membeli benih padi dari desa lain. Ditanya apakah tidak takut kebanjiran, ia mengaku tidak.
"Sudah mendengar informasi dari radio kalau bulan Februari diprediksi akan banjir lagi, tapi kami sudah bertekad. Kebanjiran ya sudah, karena memang daerahnya sering kebanjiran," ungkapnya.
Ia mengaku belum mengikutkan program klaim asuransi petani. Sebab, di daerahnya belum ada informasi maupun pendaftaran klaim asuransi padi yang digagas Pemkab Bojonegoro itu.
"Belum ikut asuransi semua petani di sini. Di Desa Temu Kecamatan Kanor juga belum ada informasi asuransi padi," jelasnya.
Para petani di wilayah timur Bojonegoro itu pada awal Desember lalu mengalami kerugian hingga puluhan juta per orang. Sebab, tanaman padi yang sudah berumur 1 hingga 2 bulan mati terendam banjir luapan Sungai Bengawan Solo. Parahnya, mereka tidak mendapatkan ganti rugi dari program klaim asuransi petani. Sebab, masyarakat belum banyak yang megikuti. (her/kik)