Panen Musim Kemarau, Harga Jual Gabah Tembus Rp.5000/Kg
Rabu, 23 September 2015 09:00 WIBOleh Ahmad Bukhori
Oleh Ahmad Bukhori
Kanor – Petani yang mempunyai lahan sawah di bantaran Bengawan Solo Bojonegoro semringah. Sebab, hasil panenan padi di musim kemarau tahun ini cukup bagus. Selain itu, harga jual gabahnya juga cukup mahal.
Jika pada musim hujan lalu petani hanya bisa menjual gabah dari sawah seharga Rp3.000 sampai Rp3.500 per kilogram, namun kini gabah petani itu dapat terjual seharga Rp4.600 hingga Rp5.000 per kilogram.
"Harga jual gabah dari sawah cukup tinggi. Selain itu sejak tanam hingga panen tidak ada penyakit, sehingga saat panen hasilnya cukup bagus," ungkap Muzaini, salah satu petani di Desa Semambung, Kecamatan Kanor.
Hasil panenan padi pada musim kemarau tahun ini memang cukup bagus. Bulir padi tampak mentes dan tidak ada gabah yang busung (tidak berisi). Rencananya petani di bantaran Bengawan akan menanam padi lagi usai panen kali ini dengan mengandalkan pengairan dari sungai. Air itu dialirkan dengan mesin diesel.
Sementara itu menurut Kepala Dinas Pertanian (Disperta) Bojonegoro Ahmad Djupari mengatakan, seluruh wilayah pertanian di Bojonegoro yang kini ditanami padi hanya sekitar 30%. Sementara itu wilayah yang tak tertanami pada musim kemarau tahun ini kurang lebih sebanyak 60%.
"Lahan sawah yang ditanami palawija hanya sekitar 10%. Itu pun saat ini sudah selesai panen, mulai jagung, kacang hijau dan kedelai," katanya.
Ia mengimbau kepada para petani di wilayah bantaran Sungai Bengawan Solo yang akan menanam padi lagi untuk tidak menanam terlalu banyak. Sebab, biasanya pada pertengahan bulan Oktober hingga seterusnya hujan sudah mulai turun. Prediksi BMKG Jawa Timur juga menyebutkan jika akhir musim kemarau di Bojonegoro pada bulan akhir Oktober mendatang.
"Kalau sudah memasuki musim penghujan wilayah di bantaran Sungai Bengawan Solo rawan terjadi banjir. Sehingga petani perlu memperhatikan hal ini agar tidak mengalami kerugian saat tanamannya terendam banjir," tandasnya. (ori/kik)