Fortuner Banting Setir, Dua Pengendara Sepeda Motor Tabrakan
Rabu, 23 September 2015 10:00 WIBOleh Linda Estiyanti
Oleh Linda Estiyanti
Baureno - Kecelakaan kembali terjadi di jalur rawan Babat - Bojonegoro, turut wilayah Desa Trojalu Kecamatan Baureno, Selasa (22/9) malam.
Kecelakaan terjadi antara sepeda motor Honda Supra nopol W 2101 HY yang dikendarai oleh Mat Sokip (45), berboncengan dengan istrinya, Mardiah (38), dan anaknya Raisa, (1,8), ketiganya sekeluarga asal Desa Bulu RT 04 RW 01 Kecamatan Balen melawan mobil Fortuner nopol B 1761 TJB yang dikemudikan Wahyu (30), asal Jalan Panglima Polim Gang Mangga III Bojonegoro, dan sepeda motor Smash nopol S 3382 JS dikendarai Engga Dwi Kurniawan (21), berboncengan dengan ibunya, Wiwik Rofiah (48), keduanya asal Desa Pasinan RT 06 RW 03 Kecamatan Baureno.
Menurut keterangan saksi, Iswan (30), warga Desa Tulungagung RT 03 RW 08 Baureno, tabrakan bermula saat sepeda motor Supra berjalan dari arah timur ke barat hendak mendahului mobil Fortuner dari arah yang sama melalui sisi kiri.
Kemudian saat berada di sebelah kiri mobil Fortuner, tiba-tiba dari arah berlawanan barat ke timur datang kendaraan roda empat yang tidak diketahui identitasnya sedang mendahului sepeda motor yang tidak diketahui identitasnya.
Karena kaget, kemudian mobil Fortuner banting setir ke kiri bermaksud menghindar, namun nahas malah menyerempet sepeda motor Supra hingga sepeda motor Supra terpelanting ke kanan menabrak sepeda motor Smash yang berjalan dari arah barat ke timur.
Akibat tabrakan ini kedua pengendara sepeda motor Supra dan Smash harus dilarikan ke Rumah Sakit Muhammadiyah Sumberrejo dan RS Muhammadiyah Babat untuk mendapatkan pertolongan medis.
Akibatnya pengendra Supra, Mat Sokip (45), mengalami patah tulang selangka kiri. Sementara korban yang dibonceng pengendara motor Smash, Wiwik Rofiah (48) mengalami patah tulang bahu kiri.
"Korban pengendara Honda Supra dirawat di RS Muhammadiyah Sumberrejo, sementara korban pembonceng Smash dilarikan ke RS Muhammadiyah Babat," ujar AKP Mashadi, Kapolsek Baureno kepada BBC. (lyn/kik)