Musim Kemarau, Petani di Kanor Panen Padi
Sabtu, 03 Oktober 2015 12:00 WIBOleh Khoirul Anam
Oleh Khoirul Anam
Kanor – Meski terjadi kekeringan dan kemarau panjang, petani di Desa Semambung, Kecamatan Kanor, bisa memanen tanaman padi di lahan sawahnya. Bahkan, hasil panen padi pada musim kemarau ini cukup bagus.
Tanaman padi yang panen ini berada di daerah bantaran Sungai Bengawan Solo. Selama masa pembenihan dan tanam, petani mendapatkan pasokan pengairan dari Sungai Bengawan Solo yang dikenal dengan sistem arealan. Namun, hasil panen padi kemudian dibagi sepertiga dengan himpunan petani pemakai air karena untuk mengganti biaya diesel pengairan persawahan tersebut.
“Hasil panen padi saat musim kemarau ini cukup bagus. Bulir padinya mentes dan tidak ada yang kepong atau kempes,” ujar Marjuki, petani di Desa Sambong, saat ditemui BBC, sapaan BeritaBojonegoro.com, Sabtu (03/10).
Ia menuturkan, petani di daerah bantaran Bengawan Solo ini bisa panen dua kali selama musim kemarau. Sedangkan, saat musim hujan tanaman padi malah sering terkena banjir luapan Bengawan. Sedangkan, harga jual gabah hasil panen di tingkat petani saat ini di kisaran Rp4.500 per kilogram hingga Rp5.000/kg. Harga ini cukup melonjak jika dibandingkan pada saat panen raya di mana harga gabah hasil panen di kisaran harga Rp3.000 sampai Rp3.500/kg.
Menurut Camat Kanor, Subiono, di wilayah Kanor ada beberapa desa yang sedang panen di antaranya Desa Kanor, Piyak, Simbatan. Persawahan di desa ini berada di daerah bantaran sungai terpanjang di Pulau Jawa itu.
“Untuk desa lainnya yang tidak berada di daerah bantaran sungai kebanyakan lahan sawahnya dibiarkan tidak tergarap atau bero,” ujarnya. (nam/kik)