News Ticker
  • Stok Pupuk Masih Mencukupi, Tak Ada Kelangkaan Pupuk di Wilayah Sumberrejo, Bojonegoro
  • Pemkab Bojonegoro Luncurkan Gerakan Konversi Energi Pompa Air dari Diesel ke Listrik
  • Polisi Bojonegoro Tangkap 4 Pengedar Uang Palsu
  • HUT RSUD dr Soetijono Blora, Momentum Wujudkan Pelayanan Kesehatan Untuk Masyarakat
  • Bupati Kukuhan Duta Genre Blora, Upaya Bangun Generasi Muda Berkualitas
  • 295 Desa dan Kelurahan di Blora Segera Bentuk Koperasi Merah Putih
  • Pemkab Blora Tebar 32 Ribu Ekor Benih Ikan di 8 Waduk
  • Bupati Buka Ajang Talenta Siswa SD-SMP, Wujudkan Generasi Bojonegoro Unggul dan Berdaya Saing
  • Lampauai Target Luas Tambah Tanam, Blora Siap Jadi Lumbung Pangan Nasional
  • Bupati Bojonegoro Hadiri Acara ‘Medhayoh’ di Kecamatan Ngraho
  • Kebakaran Rumah di Sukosewu, Bojonegoro , Kerugian Capai Rp 200 Juta
  • Bersama EMCL, Bupati Bojonegoro Luncurkan Program Gayatri
  • PEPC Berkomitmen terhadap Transparansi dan Kepatuhan dalam Prosedur Pengadaan Barang dan Jasa
  • Sejumlah Kontraktor Lokal di Bojonegoro Gelar Demo di Lapangan Gas Jambaran-Tiung Biru
  • Tabrakan Truk dan Motor di Sugihwaras, Bojonegoro, Pengendara Motor Meninggal Dunia
  • Bupati Bojonegoro Ajak Jajarannya Tingkatkan Pengabdian dan Berikan Perlindungan pada Masyarakat
  • Hendak Memupuk Padi, Petani di Sumberrejo, Bojonegoro Meninggal Dunia di Sawah
  • Anggota DPRD Bojonegoro Fraksi PKB, Dyah Ratna Dewi, Meninggal Dunia di Rumah Sakit
  • Ribuan Pelari Ramaikan Event BIMA Cepu Run 25 di Blora
  • Tenggelam di Embung, Seorang Nenek di Sugihwaras, Bojonegoro Ditemukan Meninggal
  • Asosiasi Kontraktor Siap Sukseskan Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati Bojonegoro
  • Menteri ATR/BPN Ajak Kepala Daerah Se-Jateng Kolaborasi Selesaikan Sertifikasi Tanah dan RDTR
  • Ketua TP PKK Bojonegoro Harap Perempuan Aktif dalam Penanggulangan Kemiskinan
  • Bupati Harap Seluruh OPD Laksanakan Langkah-langkah Pencegahan Banjir di Bojonegoro
Bengawan Solo Bak Perawan yang Terluka

Bengawan Solo Riwayatmu Kini (bagian 4)

Bengawan Solo Bak Perawan yang Terluka

Oleh Ahmad Bukhori

Kota – Sungai Bengawan Solo yang membelah wilayah Bojonegoro boleh dibilang merupakan bagian dari kehidupan masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Airnya diambil untuk air baku air minum dan pengairan persawahan, ikannya dijala atau dijaring lalu jadi santapan yang nikmat di rumah-rumah dan warung makan, endapan di sungai diambil lalu dibikin batu bata merah oleh para perajin, dan pasirnya juga dikeduk untuk membangun rumah-rumah warga Bojonegoro.

Namun sayang, pengambilan pasir yang berlebihan memakai mesin penyedot pasir dampaknya merusak ekosistem sungai. Sebab, antara penyedotan pasir dengan pemulihannya tidak seimbang. Dampaknya, terjadi kerusakan di dasar sungai karena banyak cekungan sedalam 10-20 meter, kerusakan tepian sungai yang ambrol dan longsor, dan semakin lebarnya bentangan sungai terpanjang di Pulau Jawa itu.

Belum lagi, masih banyak warga yang membuang sampah, limbah pabrik atau limbah industry, serta buang hajat seenaknya di sungai itu. Kondisi itu semakin memperparah kerusakan yang terjadi di sepanjang Sungai Bengawan Solo.

Menurut Kepala Unit Pelayanan Teknis Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo, Mucharom, kerusakan di daerah hilir Sungai Bengawan Solo lebih parah bila dibandingkan di daerah hulu sungai. Kerusakan paling parah terjadi mulai di Kecamatan Padangan hingga di Kecamatan Trucuk.

Kerusakan bantaran Bengawan Solo misalnya terlihat di kawasan Dusun Baru RT 11 hingga RT 14 RW 03, Desa Banjarjo, Kecamatan Padangan. Puluhan rumah di daerah bantaran itu nyaris ikut terseret bantaran sungai yang ambrol dan longsor. Banyak rumah yang sebelumnya di pinggir sungai itu telah dibongkar dan dipindah. Kebetulan, daerah bantaran itu berada di kelokan sungai sehingga pada saat air penuh daerah itu dilimpas derasnya aliran sungai.

Bantaran sungai itu ambrol dan longsor sepanjang 500 meter dengan lebar 60 meter. Kedalaman longsornya sekitar 20 meter. Rumah warga yang terancam terseret longsor yakni rumah Ngainah, Simah, Kami, Pasiyan, Tinem, Bibit, Maryoto, Wardoyo, Sadi dan Slamet. Setiap rumah di pinggiran sungai itu dihuni oleh dua sampai tujuh orang.

Bantaran sungai yang ditempati warga dan mengalami longsor juga terjadi di Desa Brenggolo, Kecamatan Kalitidu. Beberapa rumah warga telah dibongkar dan pindah ke lokasi lain. Pihak desa menyediakan lahan memakai tanah kas desa.

Rumah-rumah warga di Kelurahan Jetak, Kecamatan Bojonegoro, juga ambrol di bagian belakangnya dan masuk ke sungai. Permukiman padat penduduk itu sebagian rumahnya berada persis di bibir sungai. Untuk mencegah agar longsor tidak semakin parah, pihak Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Bojonegoro membangun bronjong di sepanjang tepian sungai. Akan tetapi, bronjong itu juga tidak bisa menahan derasnya aliran sungai pada saat banjir.

Beberapa waktu lalu, warga Kelurahan Banjarjo, Kecamatan Bojonegoro, juga nyaris bentrok dengan warga Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk. Penyebabnya, warga kelurahan Banjarjo tidak terima banyak penambang pasir dari Desa Trucuk yang mengakibatkan terjadinya longsor di daerah bantaran sungai di Kelurahan Banjarjo.

Bantaran sungai di Kelurahan Banjarjo itu memang longsor sepanjang 300 meter dengan lebar 30 meter dan kedalaman 10 meter. Rumah-rumah warga yang berdinding tembok dan kayu itu hanya berjarak sekitar 2-5 meter dari bibir sungai. Apabila longsor terus melebar, maka dampaknya rumah warga juga ikut terseret longsor.

Rumah-rumah warga di Desa Kedungbondo, Kecamatan Balen, yang berada di tepi Bengawan Solo juga terancam terseret longsor. Rumah berdinding kayu dan sasak bamboo itu jaraknya hanya sekitar 2-3 meter dari bibir sungai.

Jayus, 70, warga RT 15 RW 02, Desa Kedungbondo, Kecamatan Balen, mengungkapkan, longsor bantaran Bengawan nyaris memakan bagian belakang rumahnya. Ia selalu was-was apabila terjadi banjir pada saat musim hujan. Sebab, setelah banjir biasanya longsor bertambah lebar.

Sungai Bengawan Solo yang mengalir di wilayah Bojonegoro di sisi lain juga menawarkan pesona dan keindahan alami yang menakjubkan. Lihat saja, pada saat sore hari pada musim kemarau, air itu terlihat tenang mengalir. Mentari sore yang memerah dan akan tenggelam memantul dengan indah di permukaan sungai.

Lihat pula, setiap pagi anak-anak sekolah, para pedagang dengan barang dagangannya, serta orang-orang yang tinggal di seberang utara sungai selalu naik perahu penyeberangan. Hilir mudik perahu kayu yang rata-rata berukuran lebar 3 meter dan panjang 10 meter itu menyeberangkan penumpang dan barang menyeberangi sungai itu. Pada saat musim hujan, saat banjir, maupun saat musim kemarau, perahu itu seolah tak pernah berhenti menyeberangkan para penumpang.

Sungai Bengawan Solo yang mengalir di Bojonegoro juga menawarkan keindahan alami yang tidak sama dengan sungai-sungai di perkotaan. Lihat saja Sungai Ciliwung di Jakarta yang terlihat seperti tong sampah raksasa. Permukiman kumuh berderet di sepanjang Sungai Ciliwung itu. Memang, Pemerintah DKI Jakarta telah berusaha mati-matian memperindah dan merawat Sungai Ciliwung itu, tetapi usaha itu belum membuahkan hasil yang memuaskan. Lihat pula Kalimas di Surabaya. Sering terlihat Kalimas itu dipenuhi tumpukan sampah rumah tangga yang ikut mengapung mengikuti aliran sungai. Lihat pula deretan rumah-rumah kumuh yang berada di pinggiran Kalimas itu. Sungguh tidak sedap apabila dilihat. Lihat pula Sungai Brantas di Malang banyak berdiri permukiman kumuh di tepian sungainya.

Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro ini boleh dibilang masih perawan. Masih alami. Memang, terjadi kerusakan di sana sini akibat ulah orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Tetapi, Pemkab Bojonegoro mulai berniat merawat sungai itu. Misalnya, mengadakan Festival Bengawan Bojonegoro yang digelar setiap tahunan. Namun, acara kebudayaan itu semestinya ditindaklanjuti dengan pengaturan pengambilan sumberdaya yang ada di sungai mulai bebatuan, pasir, air, tanah endapan, dan kekayaan lainnya yang tersimpan di sungai itu. Di masa mendatang, yang akan diperebutkan adalah sumber daya air antara perusahaan raksasa, perusahaan daerah, dan juga petani yang membutuhkan air itu untuk pengairan persawahan. Sanggupkah pemerintah daerah dan pemerintah provinsi mengelola sungai yang merupakan anugerah alam tak ternilai itu. Semoga bisa. (ori/kik)

Foto rumah di tepi Bengawan Solo di Padangan yang nyaris terseret longsor

Iklan Pengurusan Legalitas
Berita Terkait

Videotorial

Peringatan Hari Menanam Pohon di Embung Babo, Desa Sidobandung, Bojonegoro

Berita Video

Peringatan Hari Menanam Pohon di Embung Babo, Desa Sidobandung, Bojonegoro

Bojonegoro - Dalam rangka peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten ...

Berita Video

Proses Evakuasi Orang Tercebur di Dalam Sumur di Ngraho, Bojonegoro

Berita Video

Proses Evakuasi Orang Tercebur di Dalam Sumur di Ngraho, Bojonegoro

Bojonegoro - Seorang laki-laki berinisial SNJ bin SPR (51) warga Dusun Tukbetung, Desa Nganti RT 047 RW 013, Kecamatan Ngraho, ...

Teras

Memasukkan Pendidikan Mitigasi Bencana dalam Kurikulum Sekolah di Bojonegoro

Menyoroti Konsep Penanggulangan Bencana di Bojonegoro

Memasukkan Pendidikan Mitigasi Bencana dalam Kurikulum Sekolah di Bojonegoro

"Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007, tentang Penanggulangan Bencana, Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. ...

Opini

Program ‘Bojonegoro Klunting’, Sesat Pikir Tata Kelola APBD

Opini

Program ‘Bojonegoro Klunting’, Sesat Pikir Tata Kelola APBD

Bojonegoro - Jika hari ini ada beberapa kelompok menggiring opini bahwa dalam pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Bojonegoro ...

Quote

Bagaimana Ucapan Idulfitri yang Benar Sesuai Sunah Rasulullah

Bagaimana Ucapan Idulfitri yang Benar Sesuai Sunah Rasulullah

Saat datangnya Hari Raya Idulfitri, sering kita liha atau dengar ucapan: "Mohon Maaf Lahir dan Batin, seolah-olah saat IdulfFitri hanya ...

Sosok

Pratikno, di Mata Mantan Bupati Bojonegoro, Kang Yoto

Sosok

Pratikno, di Mata Mantan Bupati Bojonegoro, Kang Yoto

Bojonegoro - Salah satu putra terbaik asal Bojonegoro, Prof Dr Pratikno MSoc Sc, pada Minggu malam (20/10/2024) kembali dipilih menjadi ...

Infotorial

Pertamina EP Cepu Dorong Keberlanjutan Hutan dan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Agrosilvopastura

Pertamina EP Cepu Dorong Keberlanjutan Hutan dan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Agrosilvopastura

Bojonegoro - Pertamina EP Cepu (PEPC) melalui Program Biru Langit Jambaran Tiung Biru meluncurkan inisiatif agrosilvopastura yang mengintegrasikan pengelolaan kehutanan, ...

Berita Foto

Foto Evakuasi Serpihan Pesawat T-50i Golden Eagle TNI AU yang Jatuh di Blora

Berita Foto

Foto Evakuasi Serpihan Pesawat T-50i Golden Eagle TNI AU yang Jatuh di Blora

Blora - Petugas gabungan dari TNI, Polri, BPBD dan warga sekitar terus melakukan pencarian terhadap serpihan pesawat tempur T-50i Golden ...

Religi

Pakaian Ihram saat Haji dan Umrah, antara Syariat dan Hakikat

Pakaian Ihram saat Haji dan Umrah, antara Syariat dan Hakikat

Judul itu menjadi tema pembekalan sekaligus pengajian Rabu pagi (24/01/2024) di Masjid Nabawi al Munawaroh, Madinah, kepada jemaah umrah dari ...

Wisata

Wisata Alam Gua Terawang Ecopark Blora Kini Semakin Menarik

Wisata

Wisata Alam Gua Terawang Ecopark Blora Kini Semakin Menarik

Blora - Objek wisata Gua Terawang Ecopark, di Desa Kedungwungu, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah menjadi salah satu destinasi ...

Hiburan

Blora Social Media bakal Gelar Festival 'Thethek' untuk Kedua Kalinya

Blora Social Media bakal Gelar Festival 'Thethek' untuk Kedua Kalinya

Blora - Komunitas Blora Social Media (Blosmed) akan menggelar "Festival Thethek" untuk kedua kalinya. Jumat (28/03/2025) mendatang. Dengan mengambil tema ...

1745552997.4225 at start, 1745552997.8106 at end, 0.38807392120361 sec elapsed