Dirjen Hortikultura : Stok Beras Nasional Aman
Sabtu, 20 Januari 2018 16:00 WIBOleh Priyo Spd
Oleh Priyo Spd
Blora - Dirjen Hortikultura Dr Ir Spudnik Sujono K, MM yang juga PJ Upsus Pajale Provinsi Jawa Tengah memastikan persediaan beras secara nasional masih cukup aman. Hal ini di sampaikan saat panen raya di Desa Tanjung Kecamatan Kedungtuban Blora.
Spudnik Sujono mengaku senang bisa ikut panen secara langsung dan menyaksikan padi yang melimpah di Kabupaten Blora.
“Ini panen yang luar biasa, tentu ini menjadi kelebihan bagi Blora," jelas Spudnik Sujono
Untuk memastikan stok beras aman Spudnik Sujono menjelaskan bahwa pada Januari saja secara nasional luas panen padi mencapai 854 ribu hektar dengan tingkat produksi mencapai 4,2 ton gabah kering atau setara 2,7 ton beras.Sedangkan untuk puncak panen Indonesia akan terjadi pada bulan Maret dengan perkiraan produksi sejumlah 11,8 juta ton , berasnya 7,4 juta ton. Namun, setelah itu pada bulan April panen agak menurun sedikit.
“Kita ingin sampaikan kepada publik bahwa sejak Desember 2017 sampai dengan Januari kita terus panen, Artinya ada beras, Tidak ada rash, tidak ada panic buying, tidak ada orang antri cari beras,” lanjutnya.
Oleh sebab itu ia menghimbau agar masyarakat tidak perlu kawatir dengan pemberitaan impor beras yang ada. Karena menurutnya, secara Nasional sejak Desember 2017 sampai Januari terus panen padi.
“Intinya ketersediaan pangan aman. Urusan impor itu biar urusan yang di atas. Yang penting kita kerja, kerja dan kerja, pangan tercukupi, harga baik dan anak bisa sekolah,” tandasnya.
Bupati Djoko Nugroho usai panen mengungkapkan rasa senangnya bahwa di tengah kabar impor beras yang akan dilakukan pemerintah pusat dengan alasan harga beras mahal dan sulit didapat, ternyata hal tersebut tidak berlaku di Blora.
“Kita lihat sendiri bahwa panen padi di Blora bagus, dan 2017 kemarin kita surplus beras nomor 3 se Jawa Tengah. Jadi jangan sampai ada beras impor masuk ke Blora, justru Blora yang mengirim beras ke Rohingnya dan Afrika,” tegasnya.
Ia juga menepis berita beras langka, karena kenyataanya saat ini beras mudah didapat.
“Kalaupun harga beras atau gabah tinggi, asal keuntungannya dinikmati petani, bukan pedagang. Gak papa lah, sekali-sekali biar petani kita merasakan keuntungan besar. Biar petani kita kaya,” lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Ir. Reni Miharti M.Agr Bus menerangkan bahwa untuk wilayah Kabupaten Blora akan mengalami puncak musim panen pada bulan Pebruari.
“Puncak panen diprediksi akan terjadi di bulan Pebruari dengan hasil rata-rata 7 ton per hektare. Adapun harganya saat ini dos/tanpa blower 5.000/ kg GKP, jika pakai Combine Harvester bisa sampai 5.200/ kg GKP,” terangnya.(teg/moha)