Mendidik Anak Ditengah Perkembangan Teknologi Informasi
Kamis, 03 Mei 2018 16:00 WIBOleh Muliyanto
Oleh Muliyanto
Bojonegoro - Bertepatan dengan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional, pada Rabu (02/05/2018) kemarin, bertempat di Pendopo Pemkab Bojonegoro, Tim Penggerak PKK Kabupaten Bojonegoro menggelar sosialisasi Perubahan Perilaku Anak Akibat Pengaruh Perkembangan Teknologi.
Acara tersebut diikuti oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan, Anggota Tim Penggerak PKK Kecamatan dan desa serta kader Pokja II se Kabupaten Bojonegoro.
Acara yang dibuka oleh Plt Sekertaris Daerah Kabupaten Bojonegoro, Yayan Rohman, AP, MM yang mewakili Pj Bupati Bojonegoro dengan menghadirkan dua orang narasumber dari Masyarakat Peduli Media yakni Tri Pri Handayani atau akrab dengan panggilan Bu Yeyen dan Dyva Claretta .
Plt Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bojonegoro, Narty Suprianto dalam sambutannya mengatakan, bahwa perkembangan teknologi saat ini bergerak semakin cepat. Itu membawa dampak positif juga negatif. Ibu-ibu PKK harus memahami itu semua.
“Saya berharap agar seluruh peserta menyimak semua yang disampaikan narasumber dan menjadi bekal untuk mendidik putra putri kita.” pesan Plt Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bojonegoro.
Pj Sekda Yayan Rohman dalam sambutannya menjelaskan, perkembangan teknologi membawa perubahan yang luar biasa. Misalnya, saat ini untuk belanja tidak perlu pergi ke toko atau mall.
“Cukup beli lewat online di situs-situs yang banyak menyediakan berbagai kebutuhan. 'Langsung diantar ke rumah,'' terangnya.
Dengan perkembangan teknologi yang seperti itu, para orang tua terutama ibu-ibu juga harus menyesuaikan. Sebab, perkembangan teknologi ada dampak positif dan negatifnya. Misalnya, media sosial (medsos) membuat interaksi dengan banyak orang semakin mudah. Orang jadi mudah bersosialisasi. Namun, medsos tersebut juga berdampak negatif. Yaitu, kurangnya interaksi pengguna medsos dengan lingkungan sekitar.
''Sebab, para pengguna hape sibuk sendiri-sendiri,'' terang dia.
Hal ini menunjukkan bahwa tanggungjawab ibu-ibu PKK tidak mudah. Sebab, anak-anak saat ini dilahirkan di zaman yang teknologi berkembang pesat.
''Jarang ada anak-anak yang paham permainan zaman dulu. Bahkan, unas saat ini sudah pakai komputer,'' jelasnya.
Dyva Clareeta dari Forum Masyarakat Peduli Media mengatakan, banyak anak-anak saat ini tidak paham permainan tradisional. Itu karena tidak ada transfer dari orangtua ke anak-anak mereka. Orangtua membiarkan anak-anak mereka bermain ponsel seharian. Asalkan mereka tidak menganggu orangtua.
''Orangtua senang anaknya anteng. Tapi dampaknya bisa buruk,'' ungkap dia.
Menurut dia, permainan tradisional harus dihidupkan lagi. Sehingga, anak-anak mengenal permainan itu.
“Banyak hal positif yang kita dapatkan dari permainan tradisional, mulai belajar bersosialisasi, interaksi dan mengasak motorik tubuh kita.” ungkapnya.
Narasumber lain, Pri Handayani mengingatkan, ibu-ibu PKK agar selalu mengawasi anak-anaknya. Jangan sampai anak-anak tersebut dibiarkan berselancar sendirian di dunia maya. Sebab, berbagai bahaya mengincar mereka. Mulai pornografi hingga ujaran kebencian. Orang tua jangan tenang saja ketika anak diam di dalam kamar dan bermain gadget.
“Kita harus waspada dan lebih baik mengajak anak berinteraksi atau bermain diluar rumah daripada asyik berselancar didunia maya.” tutur Pri handayani.
Ibu ibu jaman now, lanjut dia, harus peka dan jangan gaptek, harus tau konten yang ada di HP anak anak.
“Mengurangi pemakaian gadget jauh lebih utama dan mengganti dengan interaksi bersama keluarga.” imbuhnya.
Acara sosialisasi ini merupakan inisiatif yang digagas oleh Plt Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bojonegoro , sebagai bentuk menambah wawasan dan pengetahun kepada para kader dan orang tua sekaligus upaya melindungi anak anak sebagai aset bangsa dan tumpuan masa depan negeri serta orang tua mereka. (red/imm)