Cara Pandang
Selasa, 26 Juni 2018 10:00 WIBOleh Dr Hj Sri Minarti, M.Pd.I
Oleh Dr Hj Sri Minarti, M.Pd.I
Persepsi atau cara pandang pada benda atau orang lain tiap manusia berbeda. Hal itu Dipengaruhi oleh pemahaman, pengalaman, suasana hati serta dimensi ruang dan waktu.
Sebagai contoh orang buta yang meraba gajah tepat pada belalainya, sehingga menyimpulkan bahwa gajah adalah binatang kecil dan panjang.
Orang buta lain memegang gajah pas pada perutnya.
Akhirnya menyimpulkan bahwa gajah binatang yang lebar.
Kesimpulan oleh keduanya tidak tepat karena keterbatasannya.
Karena pengetahuan manusia pada orang lain atau benda lain sangatlah terbatas, maka berprasangka baik atau berpandangan positif pada orang lain harus diupayakan.
Dan ketika mengambil kesimpulan tentang orang lain atau benda lain hendaklah dilihat dari berbagai sudut pandang agar tidak terjadi kekeliruan.
Sesungguhnya yang tahu persis tentang orang lain adalah orang itu sendiri.
Kita hanya tahu dari luarnya dengan keterbatasan cara pandang kita.
Kurang tepat bila kita merasa paling tahu, paling bisa, paling pintar, paling baik.
Itu semua merupakan penyakit yang kadang tidak disadari.
Menyadari dan memahami diri akan kekurangannya serta berusaha memperbaiki merupakan keniscayaan.
Bahwa ketentuan Allah tergantung pada prasangka dan pandangan hambanya.
Ya Allah ampunilah kekhilafan kami, Aamiin.
Semoga bermanfaat.
Purwosari, 26 Juni 2018 (*/kik)