Tanah Longsor
Dinas PU SDA Bojonegoro Sampaikan Penyebab Longsornya Tebing Sungai Pacal di Balen
Kamis, 04 Februari 2021 16:00 WIBOleh Dan Kuswan SPd Editor Imam Nurcahyo
Bojonegoro - Tebing Kali Pacal yang berada di Desa Kabunan, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro, alami longsor sepanjang 50 meter dengan lebar sekitar 4 meter.
Longsornya tebing sungai tersebut berdampak pada Jembatan Kabunan, yang merupakan jembatan nasional yang berada di jalan nasional jalur Bojonegoro-Babat.
Setelah diteliti, ternyata di Jembatan Kabunan tersebut ada tambahan bangunan untuk proyek migas, namun pembangunannya melintang di tengah sungai, yang meyebabkan sampah di sungai tersebut tidak bisa mengalir dengan lancar atau sampahnya nyangkut di pada bangunan tambahan tersebut.
Dengan terhambatnya sampah oleh bangunan tambahan tersebut mengakibatkan arus sungai berputar sehingga menggerus tebing sungai dan pondasi jembatan.
Kondisi bangunan tambahan di Jembatan Kabunan yang melintang di tengah sungai, yang meyebabkan sampah di sungai tersebut nyangkut di pada bangunan tambahan tersebut. (foto: dan/beritabojonegoro)
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (DPU SDA) Kabupaten Bojonegoro, Ir Tejdo Sukmono MM, pada Kamis (04/02/2021).
Menurut Ir Tedjo Sukmono, penyebab terjadinya longsor tersebut akibat terjadinya pusaran air di bawah jembatan yang diakibatkan adanya sampah yang terhambat oleh tiang penyangga jembatan.
"Terjadinya longsoran ini karena ada pusaran air yang terhambat karena sampah sehingga menggerus tebing sungai. Salah satu pondasi jembatan juga turut terangkat, terus ada pipa air minum milik PDAM juga mulai runtuh." kata Tedjo.
Ir Tedjo Sukmono mengungkapkan bahwa setelah diteliti, ternyata di Jembatan Kabunan tersebut ada tambahan bangunan proyek migas, namun pembangunannya melintang di tengah sungai, yang meyebabkan sampah di sungai tersebut tidak bisa mengalir dengan lancar atau sampahnya nyangkut di pada bangunan tambahan tersebut.
"Karena ada tambahan bangunan. Dulu itu proyek migas kan menggunakan jembatan itu karena beban berat ada tambahan bangunan untuk memperkuat jembatan itu. Lha kebetulan pembangunan di tengah itu melintang, jadi ada besi dan pipa, yang meyebabkan sampah itu tidak bisa mengalir dengan lancar." kata Tedjo.
Tedjo menyampaikan bahwa kondisi terhambatnya sampah oleh bangunan tambahan tersebut yang mengakibatkan arus sungai berputar sehingga menggerus tebing sungai dan pondasi jembatan.
"Jadi sampah itu banyak di sana, terus begitu ada air hujan airnya muter. Lha ini kalau sampahnya tidak dibuang itu nanti menghalangi arus air dan bisa terjadi longsor lagi. Itu rumah kanan kiri termasuk jembatannya nanti terangkat." kata Tedjo Sukmono.
Kondisi bangunan tambahan di Jembatan Kabunan yang melintang di tengah sungai, yang meyebabkan sampah di sungai tersebut nyangkut di pada bangunan tambahan tersebut. (foto: dan/beritabojonegoro)
Untuk itu pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak terkait guna mengantisipas terjadinya longsor susulan di Jembatan Nasional Kabunan tersebut.
"Untuk penanganan longsoran tersebut akan dilakukan koordinasi dengan UPT PU SDA Provinsi Jatim, BBWS Bengawan Solo, dan pihak migas, untuk bersama-sama membersihkan sampah barongan bambu yang menyangkut di tiang penguat jembatan yang dibangun oleh pihak migas." kata Ir Tedjo Sukmono.
Untuk diketahui, dalam pembangunan Proyek Gas Processing Facility (GPF), Lapangan Unitisasi Jambaran Tiung Biru (JTB), PT Rekayasa industri (Rekind), selaku main kontraktor proyek tersebut melakukan penguatan terhadap 5 jembatan di wilayah Kabupaten Bojonegoro untuk mobilisasi (Heavylift Inland Transport) peralatan proyek tersebut
Adapun kelima jembatan yang memerlukan perkuatan infrastruktur yaitu: 1). Jembatan Semar Mendem di Desa Trojalu Kecamatan Baureno; 2). Jembatan Besuki Kulon di Desa Kedung Bondo Kecamatan Balen; 3). Jembatan Pacal di Desa Kabunan Kecamatan Balen; 4). Jembatan Jetak di Kelurahan Jetak Bojonegoro Kota; dan 5). Jembatan Kalitidu di Desa Brenggolo Kecamatan Kalitidu. (dan/imm)