Perempuan Berdaya, Perempuan Mandiri
Minggu, 12 September 2021 20:00 WIBOleh Tim Redaksi
Paguyuban Kartini Mandiri kini mampu melakukan diversifikasi produk makanan olahan secara mandiri. Dibalik itu ada Soimah, penggerak pemberdayaan perempuan setempat.
Bojonegoro - “Jangan pernah menyerah jika ingin mencoba. Jangan biarkan penyesalan datang karena selangkah lagi untuk menang.” Kalimat inspiratif itu muncul dari Raden Ajeng Kartini, pahlawan nasional yang lebih dikenal sebagai pejuang emansipasi perempuan.
Gagasan dan pemikiran Kartini tak lekang waktu. Menginspirasi banyak perempuan pada segala lapisan sosial, salah satunya Tasiyem Soimah. Perempuan desa ini bukan tokoh terkenal apalagi punya nama besar dalam panggung sejarah. Namun kisah warga Desa Begadon, Bojonegoro ini mencerminkan realitas kehidupan perempuan pedesaan yang gigih berjuang untuk keluarga, dan kemudian berkontribusi pada pemberdayaan perempuan di sekitarnya.
Kisah kewirausahawan Soimah berawal dari usaha pengolahan biji kopi. Awalnya, Soimah membeli biji kopi dari Lumajang. Kemudian diolah jadi kopi bubuk. Sebagian disajikan di kedai kopi miliknya, dan sebagian dijual dalam bentuk kemasan apik.
Semangat untuk terus maju mendorongnya bergabung dengan “Ibu Inspirasi” di pertengahan 2018. Ibu Inspirasi merupakan program pemberdayaan ekonomi perempuan yang diinisiasi oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) SKK Migas, ExxonMobil. Banyak hal yang didapat dari Ibu Inspirasi. Antara lain; teknik dan strategi mengelola sebuah usaha dan memasarkan produk, termasuk perizinan.
“Ismanu” adalah merek dagang kopi siap saji produksi Soimah. Serapan pasar mencapai 120 kilogram per tahun. Jangkauan pasarnya dari pasar swalayan di Bojonegoro sampai Malang. Tak puas di situ, Soimah juga tengah mengembangkan produk keripik tempe bermerek “Ama Luna”.
Tasiyem Soimah, perempuan asal Desa Begadon, Bojonegoro, penggerak pemberdayaan perempuan desa setempat dan pendiri Paguyuban Kartini Mandiri. (istimewa)
Tak ingin berhasil sendirian, Soimah kemudian berbagi ilmu kepada para perempuan di kampungnya. Bersama anggota Ibu Inspirasi lainnya, ia membentuk paguyuban sesama perempuan pelaku usaha kecil, menengah, dan industri kecil, serta menengah. Mereka memberi nama “Paguyuban Kartini Mandiri”. Tujuannya agar perempuan berdaya secara ekonomi. “Saya ingin para perempuan di sini punya peran dalam perekonomian keluarga,” ujarnya.
Soimah bersama anggota paguyuban secara rutin berdiskusi dan belajar meningkatkan kemampuan pengelolaan usaha. Ada tiga hal pokok ditanamkan kepada para anggota, yaitu saling bersinergi, guyub rukun, dan empati. “Ilmu yang saya dapat dari program Ibu Inspirasi, seperti pemasaran lewat media sosial, tata cara perijinan dan sebagainya saya tuangkan dan kembangkan melalui paguyuban ini, supaya dapat menginspirasi banyak perempuan untuk mandiri,” ujarnya.
Tasiyem Soimah, perempuan asal Desa Begadon, Bojonegoro, penggerak pemberdayaan perempuan desa setempat dan pendiri Paguyuban Kartini Mandiri. (istimewa)
Perjuangan Soimah dan para anggota Paguyuban Kartini Mandiri merupakan kerja nyata para perempuan yang ingin maju dan berdaya. Anggota paguyuban terus tumbuh. Berawal dari lima orang, kini lebih dari 30 perempuan aktif menjadi pegiat paguyuban dan kewirausahawan.
Ibu Inspirasi adalah wujud komitmen ExxonMobil dalam memberdayakan ekonomi perempuan, khususnya yang memiliki minat berwirausaha. Sejak 2016, ExxonMobil bekerja sama dengan Yayasan Kopernik telah melatih lebih dari 250 Ibu Inspirasi di Kabupaten Bojonegoro dan Tuban.
Kehadiran ExxonMobil tidak hanya menjadi operator Lapangan Banyu Urip dan mendukung ketahanan energi nasional, namun terus berkomitmen mendukung kemajuan masyarakat. “Kami, bersama dengan SKK Migas, terus bersinergi dengan pemerintah daerah guna mendukung upaya pemberdayaan masyarakat menuju kesejahteraan dan kemandirian,” tutur Azi N Alam, Vice President Public and Government Affairs EMCL. (adv/imm)
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo