Kelompok Pengolah Sampah Mpok Damira asal Dander
Penjualan Minim, Butuh Saluran Promosi dan Pasar Sasaran
Minggu, 27 Desember 2015 19:00 WIBOleh Piping Dian Permadi
Oleh Piping Dian Permadi
Kota - Bagi kebanyakan orang, sampah dianggap barang tak bernilai. Namun di tangan Eni, asal Desa Ngumpakdalem, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, sampah bisa disulap menjadi produk bernilai jual tinggi.
Tentu Eni tidak sendirian. Untuk merubah sampah plastik dan sampah organik menjadi produk tas juga pupuk, dia perlu bekerjasama dengan empat kawan lainnya. Mereka yang masih bertetangga itu membentuk kelompok kerja dengan nama ''Mpok Damira".
Minggu (27/12) pagi tadi, produk kerajinan tas hasil olahan sampah karya kelompok Mpok Damira turut memeriahkan pameran kewirausahaan di timur Alun-Alun Kota Bojonegoro. Sejumlah produk kerajinan tas belanja cantik dan pupuk organik menghiasi meja stand pameran Mpok Damira.
Saat beritabojonegoro.com (BBC) singgah di stand Mpok Damira, Eni, menerangkan, kelompoknya memiliki dua produk unggulan, yakni tas belanja dan pupuk cair organik. "Produk tas belanja terbuat dari plastik bekas bungkus kopi atau makanan. Sedangkan pupuk cair organik dibuat dari sampah daun dan buah-buahan,'' ujarnya.
Eni juga menyebutkan, mengenai bahan baku, kelompoknya memperoleh dari usaha mengumpulkan sampah di rumah warga sekitar. ''Untuk bahan baku, karena ini sampah jadi tidak beli. Hanya untuk sampah plastik bekas bungkus makanan, kadang kami beli dari pemilik toko sekilonya Rp 8.000,'' tuturnya sambil mengangkat sebuah produk tas dan memperlihatkan kepada BBC.
Ketika ditanya mengenai harga produk kerajinan yang dipamerkan, Eni mengungkapkan, sebuah produk kerajinan tas belanja dari plastik bekas bungkus makanan ditawarkan dengan harga Rp 80.000 hingga Rp 85.000. "Sementara, pupuk cair organik dipatok harga Rp 11.000 per liternya," ungkapnya.
Kelompok Mpok Damira baru berdiri sekitar tujuh bulan lalu. Rata-rata setiap bulan mampu menjual 5 liter pupuk cair. Sayangnya, produk tas belanjanya hingga kini masih sepi peminat. "Khusus tas, kalau ada pemesanan, kami baru membuatnya," ucap Eni.
Dia bersama kelompoknya sangat berharap, melalui acara seminar dan pameran kewirausahaan seperti ini produk kerajinannnya lebih dikenal masyarakat. "Tingkat penjualan masih minim, Mas. Mungkin karena kami kurang promosi dan sosialisasi,'' ungkapnya.
Eni mengaku, kelompoknya sudah sering mengikuti seminar dan pelatihan kewirausahaan. Bagi kelompoknya itu penting. Karena dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Sekaligus bisa melihat potensi pasar dan peluang yang bisa diusahakan. Selain itu juga dijalin kerjasama dengan pihak lain.
"Seperti alat pengolahan pupuk berupa komposter dan wadahnya, kami menerima bantuan dari ExxonMobil melalui IDFoS. Ya, mungkin kalau beli sendiri harganya sekitar Rp 15 juta, Mas,'' pungkas Eni sambil tersenyum. (pin/tap)
*) Foto stand kelompok Mpok Damira asal ngumpakdalem dander