Dugaan Kasus Penculikan Pelajar SMP Negeri 2 Bojonegoro
Kronologi Penculikan Dua Pelajar SMP 2 Bojonegoro Menurut Kepala Sekolah
Kamis, 11 Februari 2016 15:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Kota – Kepala sekolah SMP Negeri 2 Bojonegoro, Lasiran, memberikan keterangan kepada beritabojonegoro.com (BBC) terkait kasus dugaan penculikan 2 pelajar di sekolah yang dipimpinnya. “Awalnya mereka sedang mengerjakan tugas agama,” kata Lasiran saat dihubungi BBC melalui telepon seluler, siang hari ini, Kamis (11/02).
Baca Dua Pelajar SMPN 2 Bojonegoro Diduga Jadi Korban Penculikan
Mereka pada mulanya berempat, kata Lasiran, sedang mengerjakan tugas agama, yaitu “Implementasi Empati”. Mereka adalah AL, AAK, KSD dan AHF, yang berencana bertandang ke Panti Asuhan milik Muhammadiyah, di selatan Masjid Agung Darussalam. Saat di alun-alun ketika hendak ke lokasi itulah mereka bertemu dengan pelaku.
Lasiran mengatakan, kejadian itu pukul 08.00 WIB, jam yang semestinya sudah masuk sekolah. Tapi untuk hari ini, Kamis (11/02), masih dilangsungkan try out untuk kelas IX. Jadi, mereka masuk siang. “Mereka kelas VII, keempatnya. Masuk siang pukul 09.30 WIB karena kakak kelas mereka sedang try out,” kata Lasiran.
"Menurut cerita (AL), mereka berempat bertemu dengan pelaku di alun-alun sebelum sampai ke Panti. Di situ pelaku menawari handphone yang bertempat di suatu tempat. Dua anak yaitu (AL) dan (AAK), mau ikut naik motor dengan pelaku dengan dibonceng rangkap untuk melihat HPnya. Sedangkan dua lainnya yaitu (KSD) dan (AHS), harus menunggu untuk dijemput ulang oleh pelaku," tambah Lasiran.
Namun KSD dan AHS yang merasa curiga dengan kejadian tersebut, kemudian melapor Pos Lantas Polisi di sudut perempatan jalan Diponegoro. Dari situ baru dilanjutkan penyeledikan oleh Polres Bojonegoro.
"Setelah mereka lapor ke polisi, saya dihubungi. Karena itu langsung ikut terjun ke lapangan mencari dua anak didik kami,” lanjut Lasiran.
Ketika mendapat laporan penculikan yang menimpa siswanya tersebut, Lasiran langsung menghubungi orangtua AL. Dari orang tua AL, ternyata diketahui AL sudah menghubungi keluarga. AL menghungi, Masrukin, keluarga AL di Ngambon. Sehingga dari sana bisa dilacak keberadaan AL di Kalitidu.
AL bisa menghubungi keluarganya sebab sudah dilepaskan oleh pelaku. Ceritanya, AL yang dibawa bersama AAK, saat tiba di Kalitidu, dilepas oleh pelaku di dekat Mapolsek. AAK sebenarnya juga diturunkan, yaitu di Pungpungan, masuk Kecamatan Kalitidu, tapi dibawa lagi. Di situ AL menghubungi keluarganya.
Baca Satu Korban Ditemukan, Polisi Masih Lakukan Pencarian
"AL menghubungi Masrukin yang merupakan keluarganya menggunakan handphone orang lain. Saat penculikan tersebut, AL membawa tas berisi laptop dan handphone, dan tas tersebut dibawa oleh pelaku, termasuk handphone AAK,” pungkas Lasiran. (ver/moha)