Aksi Lima Mantan Sopir CV Merah Putih Salah Alamat
Kamis, 14 April 2016 20:00 WIBOleh Piping Dian Permadi
Oleh Piping Dian Permadi
Kota - Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java (JOB PPEJ) menilai aksi lima mantan sopir CV Merah Putih salah alamat. Hal ini terkait penghadangan yang dilakukan para mantan sopir tersebut kepada sejumlah mobil operasional JOB PPEJ, di depan pintu gerbang lapangan Migas Sukowati Pad A Desa Sukowati Kecamatan Bojonegoro, pagi hari ini, Kamis, (14/04) sekira pukul 06.00 WIB.
Sebagaimana yang diberitakan beritabojonegoro.com (BBC) sebelumnya, aksi tersebut dilakukan untuk meminta penjelasan dari management JOB PPEJ berkaitan dengan berakhirnya masa kontrak kerja CV Merah Putih dengan pihak JOB PPEJ dan pemutusan kontrak kerja mereka sebagai sopir di CV Merah Putih. Mereka menggelar unjuk rasa di depan pintu gerbang lapangan Migas Sukowati Pad A dan menghadang sejumlah mobil operasional JOB PPEJ yang hendak masuk. Aksi tersebut mendapat pengamanan 20 personel Polisi.
Baca Unjuk Rasa 5 Mantan Sopir JOB PPEJ Dijaga 20 Polisi
Field Administration Superintendent JOB PPEJ, Akbar Pradima, menerangkan bahwa pihak JOB PPEJ saat ini telah lama tidak melakukan kegiatan pengeboran. Sedangkan untuk pemutusan kontrak kerja sopir CV Merah Putih, pihak JOB PPEJ tidak tahu menahu. JOBP PEJ tetap memberikan penjelasan baik bahwa mereka berlima harusnya mempertanyakan mengenai pemutusan kontrak kerja sebagai sopir kepada CV Merah Putih, bukan kepada JOB PPEJ.
“Prinsipnya kami tidak memutus CV Merah Putih. Melainkan durasi kontrak sudah selesai, dan untuk sementara tidak diperpanjang sehubungan proyek pengeboran belum ada di JOB PPEJ," terangnya saat dimintai keterangan BBC.
Akbar menambahkan, JOB PPEJ berkomitmen tetap memprioritaskan warga lokal untuk bekerja jika proyek pengeboran dimulai kembali. Namun dengan tetap berkordinasi dengan pihak Pemerintah Desa sebagaimana yang sudah berlangsung selama ini.
“Perlu kami jelaskan, bahwa pekerja permanen atau kontrak JOB PPEJ sekarang ini hampir 90% warga lokal Tuban dan Bojonegoro," jelas Akbar. (pin/moha)