Gebyar Pameran Pengelolaan Sampah
Manfaatkan Sampah Jadi Barang Bernilai Tinggi
Sabtu, 04 Juni 2016 15:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Kota - Upaya Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bojonegoro dalam membina masyarakat untuk mengelola sampah mulai menampakkan hasil. Gebyar pameran hasil pengelolaan sampah yang diikuti oleh seluruh desa se Kecamatan Bojonegoro Kota, hari ini, Sabtu (04/06) menunjukkan itu. Acara yang digelar oleh BLH ini digelar pagi sekira pukul 08.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB, bertempat di Balai Kecamatan Kota Bojonegoro.
Pagi saat beritabojonegoro.com (BBC) melakukan peliputan di lokasi, nampak beberapa Desa/Kelurahan menempati standnya masing-masing, menampilkan hasil kreasi olahan sampah. Salah satunya adalah Kelurahan Sumbang, yang menampilkan barang-barang cantik seperti bros, tempat tisu dari kantong kresek, pot tanaman dari koran.
"Kami ada sekitar 50 orang yang mengikuti pelatihan pengelolaan sampah. Namun yang berkarya sampai saat ini ada 40 orang,itupun hasil kreasinya dijual sendiri. Karena mereka memiliki usaha pribadi," kata Rini, Kasi Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kelurahan Sumbang, saat ditemui BBC.
Menurut Kepala BLH Bojonegoro Elsadeba Agustina mengatakan, tujuan kegiatan Gebyar Pameran ini supaya masyarakat bisa mempraktekkan bagaimana mengelola sampah dengan baik dan penuh kreativitas. "Selain untuk memamerkan hasil karya, juga mengedukasi masyarakat luas bagaimana mengelola sampah dengan 3R, reuse, reduce, dan recycle," jelas Elsadeba kepada BeritaBojonegoro.com.
Program ini memang dimaksudkan untuk mengubah mindset masyarakat terhadap sampah. Bahwa sampah bisa diolah menjadi barang yang bernilai tinggi. Selain itu juga mendukung Bojonegoro sebagai Kota Sehat Adipura.
Salah satu produk inovasi lain yang menarik adalah pakan ikan dari bahan sampah organik. Lamin, warga Campurejo telah berhasil mengolah sampah organik yaitu sayuran, ampas kedelai, bekatul dan lain-lain menjadi pelet ikan.
"Kami telah melakukan uji coba selama tiga bulan, dan menghasilkan pakan ikan dengan harga 4.000 rupiah tiap kantong. Harga ini jauh lebih murah dibandingkan dengan pakan buatan pabrik seharga 9.000 rupiah,” ujar Lamin.
Terlebih lagi, pada lele usia dua bulan miliknya yang diberi makan hasil produk dia, hasilnya sama dengan yang menggunakan pakan buatan pabrik. Dan dia jauh lebih yakin dengan produknya, karena memang terbuat dari organik.(ver/moha)