Hari Hepatitis Sedunia
Hepatitis Lebih Dahsyat dari HIV
Jumat, 29 Juli 2016 09:00 WIBOleh dr Ach Budi Karyono *)
*Oleh dr Ach Budi Karyono
HEPATITIS sebenarnya merupakan salah satu penyakit yang menakutkan dan ganas, tetapi masih banyak masyarakat yang belum memahami. Karena mereka yang mengidap tampak sehat saja, dan cara penularannya begitu mudah, sehingga perlu kewaspadaan yang lebih agar terhindar dari penularan. Bahkan pada Desember tahun 2015 yang lalu di Bogor terjadi wabah penyakit ini dan bebeapa tahun sebelumnya juga terjadi di Depok dan Jambi. Namun hepatitis tidak hanya berjangkit di negeri kita saja, di semua bagian dunia bisa temukan. Oleh karena itu masyarakat dunia perlu diingatkan, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap hepatitis.
Hari Hepatitis Sedunia, diperingati pada tanggal 28 Juli setiap tahun, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran global terhadap penyakit hepatitis terutama hepatitis B dan hepatitis C serta mendorong pencegahan, diagnosis dan pengobatan.
Hepatitis merupakan peradangan pada hati yang disebabkan oleh toxin, zat kimia atau obat ataupun infeksi. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut hepatitis akut, hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut hepatitis kronis.
Hepatitis yang terbanyak terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning dan infeksi sitomegalovirus. Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan.
Sekitar 500 juta orang di seluruh dunia hidup dengan hepatitis B atau hepatitis C. Jika tidak diobati dan tidak ditangani, hepatitis B atau C dapat menyebabkan jaringan parut hati lanjut (sirosis hati) dan komplikasi lainnya, termasuk kanker hati atau gagal hati. Sementara banyak orang khawatir lebih banyak tentang tertular AIDS daripada hepatitis, kenyataannya adalah bahwa setiap tahun 1,5 juta orang di seluruh dunia meninggal akibat hepatitis B atau C lebih cepat dari mereka yang terjangkit HIV/AIDS, karena penderita hepatitis tampak seperti orang sehat.
Hepatitis B merupakan bentuk Hepatitis yang lebih serius dibandingkan dengan jenis hepatitis lainnya. Penderita Hepatitis B bisa terjadi pada setiap orang dari semua golongan umur. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan virus Hepatitis B ini menular.
Secara vertikal, cara penularan vertikal terjadi dari Ibu yang mengidap virus Hepatitis B kepada bayi yang dilahirkan yaitu pada saat persalinan atau segera setelah persalinan.
Secara horisontal, dapat terjadi akibat penggunaan alat suntik yang tercemar, tindik telinga, tusuk jarum, transfusi darah, penggunaan pisau cukur dan sikat gigi secara bergantian (Hanya jika penderita memiliki penyakit mulut (sariawan, gusi berdarah,dll), lendir (berciuman) atau luka yang mengeluarkan darah serta hubungan seksual dengan penderita.
Sebagai antisipasi, biasanya terhadap darah yang diterima dari pendonor akan di tes terlebih dulu sehingga terbebas dari Hepatitis, Sipilis dan HIV.
Sesungguhnya, tidak semua Hepatitis B yang positif perlu ditakuti. Dari hasil pemeriksaan darah, dapat terungkap apakah ada riwayat pernah kena dan sekarang sudah kebal, atau bahkan virusnya sudah tidak ada. Bagi pasangan yang hendak menikah, tidak ada salahnya untuk memeriksakan pasangannya untuk menenularan penyakit ini.
Vaksin untuk mencegah hepatitis B telah rutin direkomendasikan diberikan pada bayi sejak 1991. Kebanyakan vaksin diberikan dalam 3 dosis selama beberapa bulan. Vaksin lebih efektif diberikan pada anak-anak dan 95 persennya memiliki antibodi perlawanan tersebut. Vaksinasi pada saat kelahiran direkomendasikan untuk semua bayi dengan ibu yang terinfeksi. Kombinasi dari hepatitis B immune globulin dan pemberian awal dari vaksin hepatitis B mencegah penularan hepatitis B pada saat kelahiran.
Semua yang beresiko bersinggungan dengan cairan tubuh seperti darah harus divaksinasi, jika belum lakukan segera. Tes untuk menguji efektifitas imunisasi direkomendasikan dan dosis lanjutan vaksin diberikan kepada mereka yang belum cukup kebal.
Mereka yang beresiko tinggi terinfeksi harus dites. Kelompok yang direkomendasikan skrining termasuk mereka yang belum divaksinasi dan salah satu dari masyarakat dari daerah yang tingkat hepatitis B-nya lebih dari 2 persen (termasuk Indonesia), mereka yang terjangkit HIV, pengguna narkoba suntik, lelaki yang memiliki aktivitas seksual dengan lelaki, dan mereka yang tinggal bersama dengan penderita hepatitis B.
Hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus menyebabkan sel-sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Pada umumnya, sel-sel hati dapat tumbuh kembali dengan sisa sedikit kerusakan, tetapi penyembuhannya memerlukan waktu berbulan-bulan dengan diet dan istirahat yang baik.
Hepatitis B akut umumnya sembuh, hanya 10% menjadi Hepatitis B kronik (menahun) dan dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati. Saat ini ada beberapa perawatan yang dapat dilakukan untuk Hepatitis B kronis yang dapat meningkatkan kesempatan bagi seorang penderita penyakit ini. Perawatannya tersedia dalam bentuk antiviral seperti lamivudine dan adefovir dan modulator sistem kebal seperti Interferon Alfa ( Uniferon).
Selain itu, ada juga pengobatan tradisional yang dapat dilakukan. Tumbuhan obat atau herbal yang dapat digunakan untuk mencegah dan membantu pengobatan Hepatitis diantaranya mempunyai efek sebagai hepatoprotektor, yaitu melindungi hati dari pengaruh zat toksik yang dapat merusak sel hati, juga bersifat anti radang, kolagogum dan khloretik, yaitu meningkatkan produksi empedu oleh hati. Beberapa jenis tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk pengobatan Hepatitis, antara lain yaitu temulawak (Curcuma xanthorrhiza), kunyit (Curcuma longa).
Dengan memahami bahwa sebenarnya betapa ganasnya hepatitis ini, bahkan bisa dibandingkan dengan HIV/AIDS, maka penyakit ini sering disebut The Silent Killer. Oleh karena itu hindari penyebab utama yang sekiranya terkait dengan cairan tubuh orang yang terpapar, serta berusaha melaksanakan pola hidup sehat dan cegah sedini mungkin dengan vaksinasi yang benar. Sanitasi yang higienis sangatlah diperlukan. Semoga kita selalu sehat.