Kata Warga Bandungrejo Kecamatan Ngasem Tentang Proyek J-TB
Rabu, 03 Agustus 2016 18:00 WIBOleh Nasruli Chusna
Oleh Nasruli Chusna
Ngasem - Selain mega proyek migas lapangan Banyuurip, Kecamatan Gayam, terdapat proyek unitasi gas Jambaran-Tiung Biru (J-TB) yang sangat menyita perhatian masyarakat luas. Namun bagaimana tanggapan masyarakat ring 1, Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem terhadap proyek senilai Triliunan rupiah tersebut.
Seorang petani tembakau, ditemui di area pembangunan jalur pipa, Sutaji (57), mengatakan kurang begitu mengerti perkembangan proyek gas yang rencananya akan dialirkan ke PT Pupuk Kujang Cikampek itu. Dia cukup bersyukur lahan sawahnya tidak terkena pembangunan proyek.
"Ini disamping saya pas sudah dibeli kira-kira seharga 250 ribu per meter persegi. Syukurlah tanah saya termasuk yang tidak kena," kata pria berkulit sawo matang itu, Rabu (03/08) sore.
Menurutnya bisa bercocok tanam dan memiliki lebih utama daripada memiliki harta melimpah, namun sesaat. Dia menambahkan memiliki aset lahan merupakan pusaka. Sehingga dia lebih senang memberdayakan lahannya untuk bercocok tanam daripada dijual.
Sementara itu Public and Government Affairs Manager, PT Pertamina EP Cepu (PEPC), Abdul Malik, sebagai operator proyek J-TB mengatakan bahwa Bandungrejo merupakan salah satu unsur penting proyek J-TB. Sebab lokasi pembangunan Gas Processing Facility (GPF), akan berada di sana.
Lapangan Gas Unitisasi J-TB ditargetkan mulai produksi sebesar 227 juta kaki kubik gas bumi per hari (Million Standard Cubic Feet per Day/MMSCFD) pada kuartal pertama 2019, dan mencapai puncak produksi sebesar 315 MMSCFD pada 2020. (rul/moha)