Menikmati Suguhan Musik di Kampung Musisi Sambong
Sabtu, 05 September 2015 11:00 WIBOleh Nasruli Chusna
Oleh Nasruli Chusna
Purwosari - Berprofesi sebagai kuli bangunan, petugas keamanan (security)dan pedagang sayur di pasar, tidak menghalangi sekumpulan pemuda untuk eksis. Mereka adalah pemuda Dusun Sambong, Desa/Kecamatan Purwosari. Di samping menjalankan aktivitas sehari-hari di berbagai bidang, gairah untuk berkesenian selalu membara.
Maka pada panggung parade musik, Jum'at (4/9) malam, hasrat musik mereka terlampiaskan. Klimaks pun mereka capai tatkala deru musik berpacu dengan jingkrak-jingkrak penonton dan sesekali diselingi teriakan histeris.
Panitia parade musik, Novi Tustrikara, mengatakan acara itu masih dalam rangkaian peringatan HUT RI ke-70 di Dusun Sambong. Dan sebagai puncaknya adalah gebyar seni yang digelar pada Sabtu (5/9) malam. Sebelumnya juga diadakan berbagai acara seperti gerebek 17 tumpeng, karnaval dan lomba-lomba.
"Malam ini ada hampir 20 grup musik yang mengisi," terang Novi Tustrikara, Ketua Karang Taruna Kecamatan Purwosari itu.
Novi, sapaan akrabnya, menambahkan bahwa hasrat bermusik masyarakat sekitarnya sangat tinggi. Sebab itu, lanjut dia, tidak butuh persiapan lama untuk mengadakan parade musik itu. Saban hari, di warung kopi, rumah bahkan kios-kios pasar mereka sudah biasa memainkan alat musik. Aktivitas itu sudah berlangsung sejak sedia kala.
"Letak Dusun ini yang berada di sekitar Pasar Tobo, saya pikir cukup berpengaruh. Karena kaum dagang cenderung berpikiran terbuka dan fleksibel," ungkapnya.
Ketika beritabojonegoro.com (BBC) menyusur dari lorong ke lorong memang tampak tidak istimewa. Tetapi ketika masuk dari rumah ke rumah, rata-rata memiliki alat musik. Entah itu gitar, kontrabass, drum, biola dan siter (kecapi). Mereka juga cukup piawai memainkan berbagai aliran musik, yang rata-rata dengan nada minor, khas pedesaan.
Namun menurut beberapa warga yang BBC temui, mereka belum ingin menjadikan musik sebagai pekerjaan utama. Memang ada masyarakat setempat yang sudah menjadi artis ternama. Seperti halnya Wiwik Sagita yang berasal dari dusun itu, Sambong.
"Sayang sekali belum ada panggung yang bisa kita gunakan secara berkala, kalau seperti ini kan harus menunggu momentum," tukas Novi.
Di lain tempat, Bupati Bojonegoro, Suyoto, mencanangkan agar masyarakat Kota Ledre senantiasa produktif. Artinya produktif adalah bagaimana membuat sesuatu yang ditampilkan punya nilai jual. Termasuk juga pertunjukan-pertunjukan, baik seni, teater maupun tari.
"Ketika apa yang kita tampilkan mempunyai nilai jual, berarti itu produktif. Sudah saatnya kita berpikiran seperti itu, jangan hanya asal ada," bebernya dalam dialog publik, Jum'at (4/9) kemarin. (rul/kik)