Padepokan Santri Mbeling Ponpes Al-Ubaidillah Kapas
Tiap 1 Suro, Ratusan Pengunjung Antri Umbah Keris
Senin, 03 Oktober 2016 20:00 WIBOleh Nasruli Chusna
Oleh Nasruli Chusna
JIKA di Negeri Paman Sam Amerika Serikat punya tradisi malam Hallowen, maka di Indonesia terdapat tradisi Suronan. Setiap memasuki bulan yang dikenal dengan Muharam, banyak masyarakat yang melakukan tradisi umbah keris.
Dan tidak sembarangan orang yang bisa, atau dianggap mampu melakukan ritual umbah keris tersebut. Satu tempat yang biasa menjadi langganan umbah keris adalah Pondok Pesantren Al-Ubaidillah di Desa Sambiroto Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro.
Lembaga pendidikan yang juga dikenal dengan nama Padepokan Santri Mbeling itu saban tanggal 1 Suro menerima jasa umbah keris hingga ratusan. Pelanggannya berasal dari Bojonegoro dan sekitarnya. Dan tiap satu orang biasanya tidak hanya membawa sebilah keris.
Kegiatan ini sudah dilaksanakan oleh pengasuh padepokan, Kyai Komari, sejak puluhan tahun silam. Menurutnya, tradisi umbah keris merupakan satu hal yang sudah menjadi kebutuhan. Bagi masyarakat, keris sering dikonotasikan dengan pusaka.
"Sebuah pusaka sendiri merupakan pegangan, yang dipercaya membawa berkah bagi masyarakat. Namun pada hakikatnya bukan kerisnya yang dipercaya," ujar Komari.
Dia menegaskan bahwa segala sesuatu yang berkenaan dengan takdir dan nasib seseorang, merupakan kehendak Tuhan Yang Maha Esa. Ada pun keris sendiri baginya merupakan pegangan saja. Karena dengan mempunyai pegangan, seseorang akan tersugesti untuk selalu kuat. Sehingga senantiasa survive mengarungi kehidupan.
Di padepokan Ponpes juga membuka unit Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Madarasah Diniyah (MD). Kegiatan lain yang selalu dilakukan adalah mengajak para santri dan jamaah untuk berselawat. Dipercaya selawat diiringi tabuhan perkusi dapat membangkitkan jiwa yang mengalami kesedihan berlarut-larut.
"Mengenai ritual khusus untuk umbah keris memang ada. Bacaan-bacaan atau doanya juga ada, dan orang yang boleh melakukannya juga sudah harus melewati tahap-tahap tertentu," pungkasnya. (rul/tap)