Petani Bantaran Bengawan Solo Mulai Panen Padi
Senin, 17 Oktober 2016 09:00 WIBOleh Heriyanto
Oleh Heriyanto
Bojonegoro – Sebagian petani yang mempunyai lahan di daerah bantaran Sungai Bengawan Solo di Kecamatan Gayam, Kalitidu, Malo, dan Trucuk sudah mulai panen padi. Para petani tampak menebas batang padi yang menguning.
Petani di Desa Clangap, Kecamatan Kalitidu, misalnya tampak sibuk menebas batang padi yang menguning di lahan sawah. Beberapa petani lainnya merontokkan bulir-bulir padi memakai mesin rakitan perontok padi. Petani lainnya tampak memasukkan gabah ke dalam sak lalu membawanya ke tepi jalan raya Bojonegoro-Cepu. Tampak gabah yang disimpan di dalam sak itu berjejer di pinggir jalan raya.
Begitu pula sebagian petani di wilayah Kecamatan Gayam mulai panen padi. Meski, sebagian banyak lahan padi lainnya tampak masih menghijau. Menurut Syukur, petani Desa Ngraho, Kecamatan Gayam, pada musim kemarau ini pertumbuhan tanaman padi miliknya bagus, bahkan tak ada penyakit atau hama yang berarti.
“Sebentar lagi tanaman padi itu sudah bisa dipanen,” ujarnya, Senin (17/10/2016).
Kini bulir-bulir padi mulai tampak menguning. Sukur menyebutkan tanaman padi siap panen itu lebih dari 140 hektare. Dia menambahkan, sejauh ini para petani di Desa Ngraho mengandalkan air Sungai Bengawan Solo untuk pengairan persawahan. Air itu, dikelola oleh pemerintah desa (pemdes) setempat melalui himpunan petani pemakai Air (HIPPA).
"Jadi, meski tanam pada musim kemarau, tanaman warga tidak pernah kekurangan air," ungkapnya.
Para petani di Kecamatan Gayam, Kalitidu, Malo, dan Trucuk yang mempunyai lahan sawah di daerah bantaran Sungai Bengawan Solo sebagian memasuki masa panen. Lahan sawah di daerah ini tidak tergenang banjir luapan Bengawan Solo beberapa waktu lalu sehingga hasil panennya cukup bagus. (her/kik)