Siswa SMKN 1 Purwosari Aktif Mengikuti Kegiatan Belajar Energi Migas
Rabu, 26 Oktober 2016 18:00 WIBOleh Heriyanto
Oleh Heriyanto
Bojonegoro – Kegiatan belajar energi migas kembali digulirkan. Kali ini pihak ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) bekerja sama dengan Yayasan Kampung Ilmu Bojonegoro (YKIB) mengunjungi SMK Negeri 1 Purwosari. Sebelumnya kegiatan serupa digelar di SMK Negeri 5 Bojonegoro, SMP Negeri 1 Gayam, dan SMA Islam Nurul Ulum Gayam.
External Affairs Manager EMCL, Dave A Seta, ditemani Public Government Affairs, Beta Witjaksono, hadir di SMKN 1 Purwosari. Sementara sebagai penyaji belajar energi migas dari EMCL yakni Lukman Tanzil dari bagian engineering.
Kepala SMK Negeri 1 Purwosari, Hambali, saat membuka kegiatan itu, mengatakan, kesempatan untuk mengenal dan belajar dunia industri minyak dan gas bumi harus dimanfaatkan oleh anak-anak SMK Negeri Purwosari. Sebab, kata dia, anak-anak lulusan SMK disiapkan untuk bisa langsung terjun di dunia kerja setelah lulus.
“Kesempatan untuk belajar energi migas ini tidak datang setiap hari. Makanya, siswa harus bisa memanfaatkannya untuk bertanya sebanyak-banyaknya pada orang-orang yang ahli di bidang minyak dan gas bumi ini,” ujarnya.
Usai itu, Lukman Tanzil didampingi Dave A Seta menyampaikan materi tentang hidrokarbon dan penggunaannya sehari-hari. Lukman Tanzil menyampaikan betapa pentingnya minyak mentah dan gas bumi dalam kehidupan sehari-hari.
“Hampir semua kehidupan kita sehari-hari tidak bisa lepas dari energi minyak dan gas bumi ini. Misalnya, mulai dari elpiji yang dipakai untuk memasak, kendaraan bermotor, hingga listrik itu semua memerlukan energi migas,” ujarnya.
Selama menyampaikan materi belajar energi migas itu, anak-anak SMK Negeri 1 Purwosari tampak aktif bertanya. Mereka cukup kritis bertanya seputar energi minyak dan gas bumi itu.
Arvianto Fajar Antani, salah satu siswa yang mengikuti kegiatan belajar energi migas itu misalnya bertanya bagaimana dampaknya apabila minyak mentah yang berada di perut bumi itu secara terus menerus disedot.
Menanggapi hal itu, Lukman Tanzil mengungkapkan, minyak mentah itu berada di rongga-rongga bebatuan di perut bumi yang tersimpan jutaan tahun. Minyak mentah itu disedot atau dihisap tetapi bebatuannya tetap berada di perut bumi. Dengan demikian, kata dia, tidak terjadi perubahan atau pergeseran di dalam perut bumi itu.
External Affairs Manager EMCL, Dave A Seta, mengatakan, dalam kegiatan pengeboran minyak dan gas bumi itu pemerintah bekerja sama dengan operator migas. Pemerintah diwakili oleh SKK Migas (Satuan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi).
Selama masa eksplorasi, kata dia, pihak operator migas yang melakukan berbagai kegiatan untuk menemukan potensi migas. Setelah ditemukan potensi migas itu, baru pihak operator menyampaikan pada pemerintah mengenai biaya operasi dan pembagian hasil. “Jadi selama eksplorasi pemerintah tidak akan menanggung kerugian. Nah, pada masa eksploitasi pemerintah yang akan mendapatkan keuntungan dan memberi pemasukan pada APBN,” ujarnya.
Usai materi belajar energi migas, siswa diberi materi tentang menulis berita yang disampaikan oleh Khorij Zaenal Asrori, redaktur Radar Bojonegoro Jawa Pos Grup. Khorij, sapaannya, juga menyampaikan tentang majalah dinding dan bagaimana mengembangkannya. "Hal-hal positif yang ada di sekolah bisa ditulis dan dipasang di majalah dinding itu. Agar sekolah kalian lebih dikenal sisi positifnya," ujar Khorij. (her/kik)