Bekas Galian Tanah Bahan Gerabah Membentuk Gua
Sabtu, 29 Oktober 2016 08:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Malo - Pembuatan kerajinan gerabah di Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro, menggunakan bahan yang diambil dari tanah asli Malo. Lebih tepatnya diambil dari tanah yang masuk wilayah Perhutani KPH Parengan yang menempuh perjalanan satu jam dari lokasi kerajinan. Dan bekas galian tanah untuk bahan gerabah ini rupanya membentuk gua.
Hal ini diungkapkan oleh Mataba, salah satu pengrajin gerabah asal Desa Rendeng Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro. Namun untuk mencapai tempat tersebut hanya bisa ditempuh dengan naik sepeda motor, itu pun dengan melalui medan yang sulit lantaran letaknya berada jauh di dalam hutan.
"Memang benar bahwa bekas galian tanah ini memang membentuk gua, namun panjangnya hanya sekitar 10 meter," ungkap Mataba.
Mataba menambahkan, tanah yang diambil adalah yang terletak sekitar dua meter di bawah permukaan. Karena pada tanah lapisan atas banyak mengandung kapur sehingga jelek untuk digunakan bahan gerabah. Sehingga yang diambil adalah yang kualitasnya bagus. Pengambilan ini bermula dengan mengerong sekitar dua meter ke bawah, setelah itu baru mendatar.
"Namun bila dirasa sudah tidak aman, maka pengambilan tanah akan dipindah di tempat lain. Untuk mengurangi resiko bahaya yang terjadi," lanjutnya.
Tanah yang diambil berbentuk seperti batu-batu yang tidak berbentuk. Warnanya antara campuran cokelat, kuning dan merah. Tanah ini nantinya akan diolah menjadi kerajinan gerabah layak jual.
Pembuatan gerabah ini dimulai dari tanah yang dipotong kecil kemudian dijemur. Setelah itu direndam sampai hancur. Kemudian disaring dan dicampur dengan pasir halus dan dijemur kembali. Setelah lunak baru dilakukan pencetakan dan menjadi gerabah mentah. Gerabah mentah ini harus dijemur kembali sampai benar-benar kering. Setelah itu baru dibakar dan disempurnakan dengan pengecetan dan siap dijual. (ver/kik)