Tuban Lebih Tepat Disebut Kota Wali
Senin, 07 November 2016 09:00 WIBOleh Heriyanto
Oleh Heriyanto
Tuban – Tradisi minum tuak di Tuban memang tetap eksis hingga sekarang. Meski, tradisi itu di lain sisi bertentangan dengan ajaran agama yang dianut mayoritas penduduk Tuban yaitu Islam.
Menurut Departemen Agama (Depag) Kabupaten Tuban, penganut Islam di Tuban sebanyak 1.050.766 jiwa dari jumlah penduduk sebesar 1.076.205. Agama Islam selalu mengajarkan dan menuntun umatnya agar tidak mengonsumsi minuman keras yang memabukkan.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tuban, KH Abdul Matin, menentang sebutan Kota Tuban sebagai kota tuak. Sebab, kata dia, masyarakat yang menikmati tuak itu hanya sekitar 5-20% dari penduduk di Tuban. “Jadi, tidak pas kalau Tuban disebut kota tuak,” tegasnya.
Selain itu, kata Abdul Matin yang juga Rois Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur itu, di Tuban juga dikenal sejumlah wali atau sunan penyebar ajaran Islam di antaranya Sunan Bonang, Syeh Maulana Ibrahim Asmaraqandi, dan Sunan Bejagung.
“Tuban itu lebih tepat disebut kota para wali atau sunan,” tuturnya.
Tetapi, kata dia, tradisi pembuatan minuman tuak dan legen memang menjadi bagian yang tidak bisa dilepaskan dari masyarakat Tuban. Terutama, masyarakat yang tinggal di daerah pesisir dan dikelilingi perbukitan kapur. Sebagian besar masyarakat, kata dia, berpenghasilan dari membuat dan berjualan tuak dan legen tersebut.
Pihaknya, kata dia, tidak bisa melarang masyarakat untuk membuat atau berjualan tuak tetapi di sisi lain tidak memberi solusi untuk mata pencaharian mereka. Salah satu solusi yang ada yaitu memproses tuak itu menjadi bahan bakar minyak (BBM) atau diubah menjadi zat lain yang bermanfaat. Kalau tidak begitu, kata dia, perajin tuak itu diberi pekerjaan lain sehingga bisa menopang kehidupannya.
MUI Tuban, katanya, sebetulnya telah mengeluarkan fatwa tentang larangan minuman keras yang memabukkan. Minuman keras itu di antaranya adalah minuman tradisional tuak. “Jelas, minuman tuak itu diharamkan menurut ajaran Islam,” ucapnya. (her/kik)