Budidaya Jamur Tiram di Kasiman
Kewalahan Layani Permintaan Konsumen
Kamis, 17 November 2016 09:00 WIBOleh Sucipto
Oleh Sucipto
Kasiman - Tidak terbayangkan sebelumnya oleh Mansur Rosidi, bahwa usaha yang ditekuninya sekarang ini akan berbuah manis. Budidaya Jamur Tiram menjadi pilihan terakhirnya setelah menjalankan berbagai bisnis, namun tak pernah sukses.
"Alhamdulillah, akhirnya saya menemukan ilmu setelah mengalami kegagalan berkali-kali dalam menjalankan usaha. Budidaya jamur tiram ini setelah saya tekuni, akhirnya bisa saya rasakan hasilnya," ungkap Mansur.
Dia menjelaskan, memulai sebuah usaha dari kecil, memberikan banyak inspirasi dan ilmu. Mencermati perjalanan usaha yang digelutinya, membuat ayah tiga anak ini semakin mantap dengan budidaya jamur yang dipelajarinya secara semi otodidak.
"Itulah keuntungannya memulai usaha dari kecil. Bisa tahu persis apa yang harus dilakukan dan lebih cermat dalam mengelolanya," tutur pria yang pernah berjualan bakso di Cepu kepada beritabojonegoro.com, Rabu (16/11/2016).
Dua bulan belakangan, Mansur yang mengelola usahanya di Desa Batokan RT 01 RW 01 Kecamatan Kasiman Kabupaten Bojonegoro ini setiap hari memetik hasil jerih payahnya. Tiap hari dia memanen jamur untuk memenuhi permintaan konsumen.
"Tiap hari panen. Para tengkulak dan pembeli eceran sudah datang sendiri. Tetapi sayangnya saya belum bisa memenuhi permintaan mereka," beber pria asli Batokan ini. "Sampai kewalahan memenuhi permintaan konsumen," imbuh Mansur.
Ketika ditemui di tempat usahanya, dia menunjukkan proses budidaya jamur hingga cara memanen. Dirinya bisa memetik jamur setiap hari rata-rata 15 kg, bahkan bisa mencapai 20 kg. Hasil itu diperoleh dari 4.500 log (kemasan) yang dimilikinya.
"Target saya mempunyai 10.000 log. Setelah itu baru mewujudkan keinginan saya untuk menjual jamur olahan, yakni berupa aneka makanan yang terbuat dari jamur seperti crispy, oseng-oseng, bothok, bakso, dan sosis," pungkas Mansur optimis. (cip/moha)