Keuletan Perajin Handicraft Decoupage dari Kasiman
Semua Berawal dari Hobi
Jumat, 18 November 2016 12:00 WIBOleh Sucipto
Oleh Sucipto
ANGGI, satu-satunya perajin handicraft seni decoupage dari Bojonegoro ini bisa bernafas lega. Sebab, perjuangannya telah memetik hasil. Berkat kegigihan dan keuletan, hasil karyanya telah menembus pasar kota-kota besar, termasuk Aceh dan Papua.
Perlu diketahui, handicraft seni decoupage adalah salah satu jenis craft yang cukup populer di luar negeri. Termasuk kerajinan atau bentuk seni yang memerlukan potongan-potongan bahan, biasanya kertas atau kain, yang ditempel pada objek dan kemudian dilapisi dengan cat, pernis atau pelitur.
"Semula hanya hobi, lama-lama menghasilkan uang. Ya sudah, saya tekuni sekalian. Bahkan akan saya kembangkan karena peluang pasar masih terbuka lebar," beber pemilik nama lengkap Nesya Anggi Puspita ini.
Ketika beritabojonegoro.com berkunjung ke workshopnya, panjang lebar Anggi menceritakan perjuangannya menggeluti handicraft. Tak pernah berhenti berinovasi, wanita cantik ini bekerja keras memperkenalkan hasil karyanya ke berbagai belahan dunia dengan cara pemasaran online lewat internet.
"Alhamdulillah, banyak juga warga Indonesia yang tinggal di luar negeri menyukai handmade saya ini. Masalahnya, saya belum menguasai pengiriman ke luar negeri, sehingga hanya saya kirim ke alamat yang ada di Indonesia," terangnya saat ditemui di tempat usahanya di Desa Kasiman RT 02 RW 04 Kecamatan Kasiman Kabupaten Bojonegoro, Kamis (17/11/2016).
Namun, hasil karya unik alumnus Unair Surabaya ini mampu menarik hati penggemar barang seni berkelas. Dalam sebulan, antara 150 sampai 180 orang memesan souvenir, handicraft, dan mebel kreasi wanita asli Kasiman ini.
"Sembilan puluh persen customer saya kaum perempuan. Makanya produk yang ada didominasi warna pink yang dikombinasi warna putih. Bulan ini yang permintaannya tinggi yaitu kaligrafi," ujar wanita yang pernah merantau ke Kalimantan ini.
Ditawarkan dengan harga Rp 45.000 hingga Rp 2 juta, vas bunga, jam dinding, tempat tisu, hingga kaligrafi yang dibuatnya hampir semuanya memenuhi selera pasar. Tak pelak, dirinya mengaku kewalahan memenuhi permintaan.
"Permintaan paling banyak dari Sumatera dan Jakarta. Ke depan, saya ingin produk saya ini menjadi produk yang banyak diekspor ke berbagai negara," pungkas Sarjana Kesehatan Masyarakat ini mengakhiri perbincangannya. (cip/tap)