Derita Pengungsi Banjir Luapan Bengawan Solo
Anak-Anak dan Orang Tua Rentan Terjangkit Penyakit
Jumat, 02 Desember 2016 08:00 WIBOleh Heriyanto
Oleh Heriyanto
Bojonegoro Kota - Bocah itu asyik bermain balon. Sesekali balon itu dilempar ke udara. Terkadang pula balon itu dipegang lalu dipencet. Bocah itu seolah tak menghiraukan keramaian yang ada di sekelilingnya.
Bocah itu bernama Rizki Mugtarulloh. Ia baru berumur sebelas bulan. Sudah dua hari ini bocah laki-laki itu mengungsi di tempat pengungsian gedung Serba Guna di Kelurahan Ledok Wetan, Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro. Ia ditemani oleh neneknya, Siti Kholifah (65).
“Sudah dua hari ini Rizki dan saya menginap di pengungsian ini,” ujar Siti Kholifah lirih.
Siti Kholifah dan cucunya, Rizki, tidur beralaskan tikar di lantai. Ia membawa bantal dan beberapa pakaian. Di samping kiri dan kanannya beberapa pengungsi lain terlihat tidur-tiduran. Pakaian dan perbekalan makanan tampak berserakan di dekat mereka.
Menurut Siti Kholifah, tinggal di pengungsian sangat tidak enak. Meski pun pengungsian itu berupa gedung yang cukup luas yakni berukuran sekitar 20 meter x 30 meter. Ratusan warga dari Kelurahan Ledok Wetan tinggal di pengungsian itu selama banjir luapan Bengawan Solo menggenangi permukiman mereka.
“Tidak enak tinggal dan tidur di pengungsian. Kalau malam ya sulit tidur. Soalnya ramai sekali,” ujarnya.
Siti Kholifah menuturkan, hampir setiap memasuki musim hujan kawasan permukiman Ledok Wetan selalu tergenang banjir luapan Bengawan Solo. Permukiman padat penduduk itu letaknya persis di dalam tanggul. Sejak dua hari terakhir misalnya permukiman warga itu tergenang banjir setinggi lutut hingga paha orang dewasa. Untuk keluar masuk di perkampungan itu warga menggunakan perahu dan ban bekas.
Tinggal di pengungsian juga mudah terjangkit berbagai penyakit. Yang paling banyak dikeluhkan oleh para pengungsi yakni sakit gatal-gatal, pegal linu, pusing, dan diare. Terutama anak-anak paling rentan terjangkit penyakit.
Menurut Norma Govirna, petugas kesehatan di Posko Kesehatan Pengungsi Gedung Serba Guna, kondisi kesehatan para pengungsi banjir selalu diperhatikan. Para pengungsi, kata dia, diperiksa kondisi kesehatannya secara gratis selama di pengungsian.
“Anak-anak dan orang lanjut usia paling rentan terjangkit penyakit saat berada di pengungsian,” ujarnya.
Berbagai obat-obatan disediakan untuk mengobati para pengungsi apabila menderita berbagai keluhan penyakit. Namun, kata Norma, sejauh ini belum ada pengungsi yang sakit berat sehingga perlu dirawat di rumah sakit.
Pengungsi di gedung Serba Guna terakhir tercatat sebanyak 1.089 jiwa. Sementara pengungsi yang berada di tanggul sebanyak 265 jiwa. Banyak pengungsi pula yang saat ini tinggal di balai desa dan fasilitas umum seperti musala dan masjid di sejumlah kecamatan di Bojonegoro. (her/kik)