Suliyanto, Perajin Sangkar Perkutut
Ingin Tampung Puluhan Tenaga Kerja
Sabtu, 10 Desember 2016 08:00 WIBOleh Sucipto
Oleh Sucipto
Kalitidu - Semenjak 15 tahun yang lalu, Suliyanto menggeluti bidang yang jarang diminati orang. Dia memilih membuat sangkar burung perkutut yang lumayan rumit, lantaran belum banyak pesaingnya. Kepada beritabojonegoro.com (BBC), pria 36 tahun ini mengaku senang dan bangga karena hasil karyanya bisa dinikmati banyak orang. Setidaknya para pengagum burung perkutut sudah memanfaatkan sangkar buatannya.
"Saya lebih memilih membuat sangkar perkutut ini karena jarang sekali orang yang bisa bikin. Kebanyakan orang lebih suka membuat sangkar burung ocehan karena relatif lebih mudah," ungkap pria yang akrab disapa Suli ini.
Menurut Suli, saat dirinya memulai usaha, persaingan hampir tidak ada. Bahkan sekarang pun tingkat persaingan jarang sekali. Sebab, hanya orang-orang tertentu yang sanggup membuat rumitnya sarang burung perkutut.
"Itulah sebabnya saya bisa menjual rata-rata 900 hingga 1.200 sangkar tiap bulan. Bahkan saya pernah mengalami penjualan sampai 2.000 sangkar dalam satu bulan," ujar ayah dua anak ini bersemangat.
Suli yang tinggal di Dusun Kedungmas RT 02 RW 01 Desa Wotanngare Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro, sekarang ini memiliki 30 pekerja yang bekerja di beberapa tempat.
"Sebenarnya saya itu ingin sekali mempekerjakan orang-orang sekitar saya yang masih pengangguran. Tetapi karena keterbatasan modal, saya belum bisa merekrut mereka," ujar pria berpenampilan sederhana ini.
Sangkar perkutut buatan Suli telah menyebar ke beberapa daerah, di antaranya Surabaya, Gresik, dan Purwodadi. Bahkan sering pula mengirimkannya ke Kalimantan.
Harga berkisar antara Rp 60.000 hingga Rp 2 juta, sangkar dengan motif kaper, garuda, mahkota kaper, mahkota garuda, mahkota merak, kates, mahkota kates, seni merak hingga seni naga tetap diminati banyak orang. (cip/kik)