Teater Antitesis dari Sayap Jendela Art Laboratory
Berkemah dan Asah Empati di Alam Bebas
Sabtu, 24 Desember 2016 20:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
MARI menengok ke Sendang Gandhu di Desa Mayanggeneng Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro. Ada sekelompok anak muda yang mendirikan tenda dan berkemah di sana. Teater Antitesis yang merupakan bagian dari Sayap Jendela Art Laboratory menggelar latihan alam Kemah Teater Antitesis Realitas selama tiga hari, mulai 23 sampai 25 Desember 2016.
Acara yang tidak biasa ini juga dihadiri oleh beberapa mahasiswa. Mereka mendirikan tenda dan membawa peralatan masak seadanya untuk bertahan di Sendang Gandhu, menempa kemampuan berteater.
"Tajuk kegiatan ini adalah Latihan Alam Teater Antitesis Realitas," ujar Oky selaku panitia pelaksana kegiatan.
Kegiatan latihan, kata Oky, adalah meditasi, diskusi, dan observasi lingkungan dalam hal ini di sawah. "Teman-teman diminta untuk terjun ke lapangan, ada yang panen kacang, ngarit dan menanam padi," ungkapnya.
Banon Gautama, selaku pelaku seni dari Jakarta, turut bergabung dalam kegiatan pada hari ini, Sabtu (24/12/2016). Dia mengungkapkan, teater itu adalah ilmu komunikasi.
"Teater itu fungsinya adalah menyampaikan pesan. Karena itu belajar teater adalah belajar berkomunikasi yang baik, olah vokal gerak tubuh, berempati dan lainnya," ujarnya dalam acara diskusi.
Dengan berteater, kata Banon, kita akan menajamkan rasa empati terhadap hal yang terjadi di lingkungan sekitar. "Saya sampaikan apreasiasi kepada para peserta latihan, yang berani dan mau untuk kemah di tempat ini dan melakukan kegiatan seperti ini," imbuhnya.
Siti Qomairoh, salah satu peserta mengatakan, teater mengajarkan makna kehidupan. Karena seni itu keindahan. (ver/tap)