Sayu Luthfian, Mahasiswi Asal Balen
Kreatif, Membuat Bros dan Boneka Jari yang Banyak Digemari
Senin, 02 Januari 2017 08:00 WIBOleh Rischa Novian Indriyani
Oleh Rischa Novian Indriyani
KREATIF dan berkemauan kuat. Itulah bekal untuk memulai usaha dan bisa menciptakan lapangan kerja. Seperti yang dilakukan oleh Sayu Luthfian (25), dara muda asal Desa Bungkal Kecamatan Balen Kabupaten Bojonegoro ini. Meski masih muda, ia mampu membuka usaha dan menginspirasi.
Sayu Luthfian mengaku, kebiasaannya yang tidak bisa jika hanya berdiam di rumah. Mahasiswi jurusan Bahasa Indonesia ini mengatakan, banyak kegiatan yang telah dia geluti di luar lingkup perkuliahan seperti mendongeng, berkreasi membuat bros, membuat boneka jari, boneka tangan dan masih banyak lagi. Dan tanpa disadari dari hal-hal tersebut dapat membuahkan hasil.
Bermula ketika menyambangi Sahabat Inspirasi yang akhirnya membuat dia terpukau atas kreativitas para sahabatnya dalam membuat bros dan mahar. Sayu tertarik mencoba dan membuat bros sendiri di rumah.
Lambat laun Sayu mulai mahir membuat bros dengan berbagai bentuk. Banyak bros unik dan cantik yang telah dibuatnya. "Awalnya hanya ingin saya buat koleksi pribadi, tetapi ketika saya bawa ke kampus, ternyata teman-teman tertarik dan banyak yang pesan untuk dibuatkan,” ujarnya.
Akhirnya dari mulut ke mulut dan media online, Sayu mulai mempromosikan bros buatannya. Untuk harga bros sendiri relatif murah, mulai dari Rp 5.000 sampai Rp 80.000 untuk jenis head peace atau bros untuk hiasan jilbab di kepala. Sayu mengaku, mendapat orderan terbanyak ketika hari raya dan saat menjelang wisuda.
Tidak hanya bros, membuat boneka jari dan boneka tangan juga merupakan salah satu kreativitas yang ia kembangkan saat ini. Banyak karakter boneka jari dan tangan yang dia buat seperti berbagai jenis hewan dan berbagai karakter orang. Sayu menerangkan boneka tersebut dibuat untuk mendongeng, bercerita dan mengisahkan sesuatu. "Beberapa boneka yang digunakan oleh Kak Budi yang dari Kampung Dongeng itu aku yang buat," ujarnya bangga.
Tidak hanya dari Kampung Dongeng, boneka buatan Sayu juga sering mendapat pesanan dari beberapa TK di daerah Cepu dan Blora. Sayu biasa menjualnya bijian dan ada juga yang dijual per set. Untuk harga boneka jari sendiri sangat terjangkau karena hanya dibanderol Rp 4.000 per bijinya. Sedangkan untuk boneka tangan dihargai Rp 30.000.
Sayu mengaku senang karena mendapatkan hasil dari hal-hal yang digemarinya. "Lumayan bisa buat biaya kuliah sendiri, jadi tidak merepotkan orangtua," ujarnya.
Selain membuat bros dan boneka jari, Sayu juga membuka tangan lebar-lebar bagi siapa saja yang ingin belajar berkreasi membuat bros tanpa dipatok biaya alias gratis. Sayu sendiri mengaku senang bercengkrama dengan orang banyak berbagi ilmu. "Karena sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi yang lainnya," ungkapnya. (rni/kik)