Bencana Ledakan dan Tanah Amblas di Wonocolo
Pertamina EP Asset 4 Lakukan Survey dan Pengamatan Tanah Amblas di Wonocolo
Jumat, 17 Februari 2017 13:00 WIBOleh Heriyanto
Oleh Heriyanto
Kedewan - Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pada Kamis (16/02/2017) sekira pukul 11.30 WIB kemarin, telah terjadi ledakan yang cukup keras dari dalam tanah, di wilayah Desa Wonocolo RT 07 RW 03 Kecamatan Kedewan Kabupaten Bojonegoro, mengakibatkan tanah disekitar area ledakan seluas kurang lebih 5 hektare retak-retak. Dan 4 kepala keluarga terdiri dari 11 jiwa, yang tinggal di sekitar lokasi kejadian, untuk sementara diungsikan.

Field Manager PT Pertamina EP Asset 4 Filed Cepu, Agus Amperianto, kepada media ini menyampaikan bahwa pihaknya telah mengirimkan ahli ukur tanah (geodesi), untuk membantu mengidentifikasi penyebab retakan dan pergeseran tanah di sana.
Berdasarkan laporan petugas yang melakukan survey dan pengamatan, didapat keterangan, bahwa kondisi topografi di lokasi tanah amblas tersebut, terdiri dari lembah, lereng dan perbukitan. Serta lokasi tersebut berada tepat di lereng Bukit Talesan yang dibawahnya terdapat aliran sungai.
Jenis tanah di lokasi tersebut berjenis tanah lepas atau berpori, dengan perbedaan elevasi sungai dengan lokasi kejadian, kurang lebih setinggi 20 meter, sehingga pada lokasi tersebut berpotensi terjadi penurunan atau konsolidasi tanah dari patahan sinklin (red, lembah lipatan dari lapisan kulit bumi) bagian bawah.
Diduga akibat beban berlebih di saat kondisi perubahan cuaca seperti sekarang ini serta terjadi dalam kurun waktu yang sangat lama, sehingga luas penurunan atau retakan kurang lebih seluas 7,5 hektare, dengan ketinggian elevasi dari bibir sungai kurang lebih setinggi 20 meter, sementara lokasi tersebut berada ketinggian 186 mdpl (meter di atas permukaan air laut).
“Sehingga apabila terjadi penurunan tanah hampir 1 meter dan dengan volume atau seluas area diatas, bisa menimbulkan suara gemuruh atau dentuman akibat bunyi yang ditumbulkan oleh retakan tanah tersebut.” terang Agus Amperianto.
Terkait dengan keberadaan sumur tua di wilayah tersebut, Agus menambahkan, bahwa lokasi sumur aktif yang terdekat dengan lokasi kejadian adalah Sumur KW 55, dengan lokasi kejadian berjarak 966 meter (garis lurus), atau dari lokasi kejadian kearah barat laut dan Sumur DDG P1, yang berjarak 1.360 meter (garis lurus) atau dari lokasi kejadian kearah tenggara.
“Tidak ada peta kegiatan operasi kami di daerah tersebut, karena lokasinyanya sangat jauh kedalam.” pungkas Agus Amperianto. (her/inc)