Ledakan Dari Dalam Tanah di Wonocolo, Akibatkan Retakan Tanah Seluas 5 Hektare
Kamis, 16 Februari 2017 17:00 WIBOleh Heriyanto
Oleh Heriyanto
Kedewan - Ledakan cukup keras dari dalam tanah, terjadi pada Kamis (16/02/2017) sekira pukul 11.30 WIB, di wilayah Desa Wonocolo RT 07 RW 03 Kecamatan Kedewan Kabupaten Bojonegoro. Akibatnya tanah disekitar area ledakan seluas kurang lebih 5 hektare retak-retak.
Menurut keterangan Camat Kedewan, Moh Arifin SSos Msi, ledakan berdampak pada pergerakan tanah dan sebagian ambles. Sementara terdapat 4 kepala keluarga dengan 11 jiwa yang terdampak ledakan tersebut yaitu, Kadri, Sumaji, Samudi dan Jumadi. Semuanya warga Desa Wonocolo RT 07 RW 03 Kecamatan Kedewan.
“Hingga pukul 16.30 WIB sore ini, masih terjadi pergerakan tanah di area tersebut.” terang Moh Arifin.
Guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan sambil menunggu penelitian lebih mendalam dari pihak-pihak yang terkait, warga yang tinggal di area tersebut sementara disarankan untuk mengungsi.
“Mereka kita sarankan untuk tinggal di rumah kerabatnya yang terdekat,” lanjut Moh Arifin.
Sementara menurut Kapolsek Kedewan, AKP Sukirman, lokasi kejadian terletak di sebelah barat area sumur tua Wonocolo, berjarak kurang lebih sekitar 4 kilometer. Saat terjadi ledakan, terdengar hingga radius kurang lebih setengah kilometer. Dan setelah dilaksanakan pemeriksaan awal, dampak dari ledakan tersebut mengakibatkan retakan tanah, kurang lebih seluas 5 hektare.
“Retakan yang lebar, kurang lebih sepanjang 200 meter, sementara yang lain retakan kecil-kecil.” terang AKP Sukirman.
Lebih lanjut Kapolsek menerangkan, saat ini pihaknya telah menghubungi pihak-pihak terkait, diantaranya Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro dan PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu.
“Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, sementara kerugian materiil masih dalam pendataan,” imbuh Kapolsek.
Pejabat Sementara Kepala Pelaksana Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Andhik Sujarwo, kepada media ini menjelaskan, setelah mendapatkan laporan, pihaknya segera menurunkan tim ke lokasi kejadian, guna melihat kondisi yang diakibatkan oleh ledakan tersebut, sekaligus sambil melakukan pendataan terhadap warga terdampak, mengingat ada 4 keluarga yang terdiri dari 11 jiwa, yang dikabarkan mengungsi.
“Kami akan melakukan pendataan terhadap para pengungsi, sekaligus menyiapkan kebutuhan dasar para pengungsi,” terang Andik Sujarwo.
Selain itu, BPBD juga akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, guna mengetahui penyebab ledakan tersebut, sekaligus ingin memastikan, apakah lokasi tersebut masih layak huni atau tidak.
Secara terpisah, Field Manager PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, Agus Amperianto, ketika dikonfirmasi terkait kejadian tersebut menjelaskan, bahwa dirinya baru saja mendapat laporan terjadinya peristiwa tersebut. Namun jika melihat lokasinnya yang relatif cukup jauh dari lokasi pengeboran minyak sumur tua, dirinya memperkirakan bahwa peristiwa ini tergolong bencana alam. Dirinya belum berani memastikan apa penyebab ledakan tersebut, sebelum dilakukan penelitan yang mendalam oleh ahlinya.
“Nanti saya coba lihat juga kondisi presisnya,” jelas Agus Amperianto.
Sebagaimana diketahui, bahwasanya di wilayah Wonocolo Kecamatan Kedewan dan sekitarnya, terdapat kandungan minyak dan gas bumi, wilayah tersebut lebih dikenal dengan istilah wilayah sumur tua, yang saat ini banyak dikerjakan secara tradisional. Sementara lokasi ledakan sendiri terletak kurang lebih 4 kilometer dari lokasi tambang sumur tua. (her/inc)