Yanne, Buruh Migran yang Jadi Model di Hongkong
Ingin Jadi Contoh Untuk Semua Buruh Migran di Manapun
Senin, 20 Februari 2017 17:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
KEMARIN diberitakan, ada seorang TKW yang saat ini lebih sering disebut Buruh Migran Indonesia akan menggelar fashion show di Hongkong. Dia adalah Andayani yang lebih sering dipanggil Yanne.
Putri ketiga Karsodiharjo asal Desa Kunci Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro ini pertama kali tiba di Hongkong pada Januari 2004. Keiinginannya untuk sekolah lebih tinggi harus terganjal dengan biaya. Meski di sekolah dia tergolong murid yang cerdas. Dan dia pun memutuskan untuk kerja di luar negeri. Tidak jadi masalah menjadi buruh sekalipun.
Namun meski sudah berada di luar negeri, rupanya nasib baik belum menghampirinya. Pernah selama empat tahun, dia tidak memiliki uang hasil kerjanya. Lantaran dia menjadi korban penipuan temannya sendiri, sesama buruh migran asal Indonesia.
"Tetapi alhamdulillah sekarang 2 tahun ini bisa dibilang saya berdiri dari keterpurukan," tulis perempuan yang berusia 30 tahun ini.
Saat ini dia memiliki dua manajemen yakni Yanne Fashion Group dibidang modeling dan JSM Record Hongkong dibidang musik. Dua managemen ini dibuatnya dengan tujuan untuk mewadahi kegiatan buruh migran Indonesia di Hongkong, agar mereka memiliki kegiatan positif saat hari libur.
Lantas bagaimana ceritanya dia bisa bangkit seperti sekarang? Yanne memiliki hobi fashion. Sejak tahun 2009, dia selalu mengikuti lomba fashion dan kemudian menjadi juara. Setiap hari minggu, liburnya ini dipakai untuk di dunia modeling.
Tidak hanya modeling, Yanne melanjutkan sekolahnya di Hongkong. Dia mengambil kuliah pengobatan di Tibbun Nabawi, sekolah pengobatan secara Islam seperti bekam dan herbal. Sebab menurutnya untuk menimba ilmu itu tidak ada batasannya.
Kuliah, menjadi model, belum lagi mengurus dua managemen miliknya. Dengan semua kegiatannya itu, Yanne tetap kerja di tempat orang. Setiap harinya dia harus menjaga anak-anak bosnya dan mengerjakan pekerjaan rumah. Beruntung dia mendapat kepercayaan dari bosnya untuk menjalani kegiatannya di hari libur. Sebab dirinya dinilai kuat kerja, sedangkan pembantu yang lain sudah kabur.
Kerja kerasnya terbayar ketika akhirnya dia meraih penghargaan yang paling berkesan yakni mendapat gelar The Best Kebaya Indonesia 2016 dan gelar Princess tahun 2015.
"Saya ingin visi-misi saya tercapai yakni menjadi Srikandi Indonesia yang berpikir positif dan maju, meski profesi kami hanya seorang buruh," ungkapnya.
Yanne juga ingin menunjukkan kepada masyarakat dan pemerintah Indonesia, agar tidak memandang sebelah mata buruh migran. Karena mereka juga warga Negara Indonesia yang punya hak sama dengan yang tinggal di Indonesia walaupun sebagai buruh di negeri orang.
Untuk itu Yanne pernah menyewa kapal pesiar Tom Cruise untuk even besarnya. Padahal sewa kapal tersebut mencapai 3.000 Dollar Hongkong. Uang sewa dibayarnya dari uang tiket penonton dan juga beberapa sponsor.
Sebab hobinya menjadi model tidak boleh menerima upah. Lantaran kontrak kerjanya melarang para buruh migran memiliki part time job di luar domestic helper. Sehingga kegiatannya modeling dijadikan hobi saja.
"Saya tegaskan kepada teman-teman buruh migran Indonesia untuk selalu belajar kegiatan positif. Misalnya merias, model, dancer, dan musik rekaman," pungkasnya.
Pada bulan Maret Yanne akan menggelar fashion show. Di mana para pesertanya adalah para buruh migran, tidak terbatas hanya Indonesia saja. (ver/tap)