Ekonomi Kreatif
Sulap Tanah Liat Basah Jadi Rupiah
Selasa, 29 September 2015 13:00 WIBOleh Ahmad Bukhori
Oleh Ahmad Bukhori
Sumberrejo - Mungkin bagi sebagian orang tanah liat itu kelihatan menjijikkan. Apalagi tanah liat yang basah dan berwarna hitam. Orang Jawa biasa menyebutnya lempung. Dulu anak-anak suka mainan lempung ini.
Beda masa sekarang. Anak-anak lebih sering merasa jijik. Terutama para orang tua yang sering melarang anaknya menyentuh tanah liat karena takut cacingan.
Tetapi, tidak bagi tiga bersaudara Farid Setiawan, Andi Kriswanto dan Heri Susanto, asal Desa Sumuragung, Kecamatan Sumberrejo. Dari tangan kreatif ketiganya, tanah liat hitam dan basah yang menjijikkan itu malah disulapnya menjadi rupiah.
Caranya? Hanya bermodalkan tanah lempung dan ketekunan, mereka membuat aneka bentuk patung miniatur tokoh-tokoh terkenal. Berbahan dasar tanah liat dan olesan cat, sekilas bentuk tampilannya menyerupai gambar asli sang tokoh. Hasil karya mereka ternyata laku dan diminati masyarakat, terutama kaum muda.
Saat ditemui beritabojonegoro.com di rumahnya, Farid Setiawan menerangkan, bentuk patung miniatur itu tergantung pemesan. Saat ini yang lagi trend bentuk tokoh pemain bola, atau pembalap beserta motornya.
"Pokoknya bentuk miniatur yang kami buat adalah yang sedang tenar kekinian dan banyak diminati para muda khususnya," ujarnya, Senin (29/09).
Dia melanjutkan, dalam sehari idealnya mereka dapat menyelesaikan satu miniatur. Namun tergantung tingkat kesulitannya. "Kalau rumit terkadang bisa sampai satu minggu. Soal harga juga tergantung tingkat kesulitannya, Mas," jelasnya.
Patung miniatur yang dibuat, imbuh Farid, kalau bentuk tokoh biasanya ukuran tingginya 15 sentimeter. Soal harga tergantung besar kecil dan tingkat kerumitannya. Jika miniatur tokoh pemain sepak bola atau mungkin tokoh animasi kekinian yang banyak diminati pemuda biasa dia bandrol Rp 50.000 per patung.
"Ukuran lebih besar, harga tinggal nambah. Berbeda jika menggarap miniatur berbentuk sepeda motor. Harganya bisa mencapai ratusan ribu bahkan jutaan. Karena tingkat kesulitannya lebih," tandasnya.
Kini, usaha kerajinan tangan yang ditekuni tiga bersaudara, yakni Farid, sang kakak, dengan kedua adiknya, Andi dan Heri, telah berkembang. Rupiah yang dihasilkan juga sudah cukup menutupi kebutuhan sehari-hari.
"Yang membanggakan, bahkan kini patung miniatur buatan kita ini sudah tembus pasar luar Jawa," pungkas Farid. (ori/tap)
*) Foto patung miniatur pemain bola