Bengawan Solo Riwayatmu Kini (bagian 2)
Sudah Banyak Sampah, Jadi Tempat Buang Hajat Pula
Selasa, 06 Oktober 2015 19:00 WIBOleh Nasruli Chusna
Oleh Nasruli Chusna
Kota - Bojonegoro sebetulnya mendapat berkah tak ternilai karena dialiri oleh sungai terpanjang di pulau Jawa, Bengawan Solo. Sungai yang diabadikan oleh seniman legendaris Gesang dalam sebuah lagu keroncong dengan judul yang sama itu seakan tak pernah lelah memberi penghidupan bagi masyarakat sekitar.
Perajin batu bata, jasa penyebrangan, tambang pasir dan ikan-ikannya merupakan sedikit manfaat dari aliran sungai bengawan. Namun perlakuan warga terhadap Bengawan Solo kadang memang jauh dari terpuji. Masyarakat masih banyak yang membuang sampah, bahkan zat sisa di tepi bengawan. Seperti halnya terlihat di salah satu tepi bengawan di Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk.
Di bawah jembatan Kaliketek, Jl TGP Banjarsari, Kecamatan Trucuk, beberapa orang lelaki melempar umpan untuk memancing ikan. Air bengawan yang tampak menghijau tidak dihiraukan oleh mereka. Gelombang air yang tak begitu deras itu memantulkan kilat mentari, dan menjadi pemandangan tersendiri.
Sementara di satu sisi tampak seorang perempuan sedang mencari tempat yang sepi. Akhirnya dia memilih jongkok di balik semak dan melaksanakan hajatnya di situ. Semilir angin mengalahkan teriknya mentari hingga dia dapat melaksanakan hajatnya dengan tenang. Tak jauh darinya tumpukan sampah juga menjadi pemandangan tak elok. Beberapa tersangkut di tiang jembatan yang pernah menjadi saksi keberanian Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) itu.
"Wah, sudah biasa kalau warga sini. Kan gampang kalau buang-buang. Mau buang air juga ringkes," ujar seorang warga, Partini (40) ketika ditemui BeritaBojonegoro.com (BBC).
Dia menambahkan bahwa rata-rata warga sekitar memang membuang sampah di sungai Bengawan Solo. Namun, tidak semuanya yang memanfaatkannya untuk buang hajat. Sampah yang sering dibuang ke situ, kata dia, bisa berupa kertas, plastik, bahkan sisa-sisa masakan. Dia sendiri lebih senang membuang sampah di tepi daripada menghanyutkannya pada aliran air.
Sebab itu, dia menampik bahwa semua sampah yang menumpuk di bawah jembatan Kali Ketek hanya dari warga sekitar. Melainkan juga berasal sampah-sampah yang hanyut. Seperti halnya sampah-sampah yang nyangkut pada tiang jembatan. Menurutnya, bisa jadi bukan berasal dari daerah sekitarnya. (rul/moha)
Foto kondisi sungai bawah jembatan Kali Ketek