Kawasaki, Penyakit Baru dari Jepang Perlu Diwaspadai
Kamis, 15 Februari 2018 13:00 WIBOleh Muliyanto
Oleh Muliyanto
Bojonegoro - Penyakit kawasaki memang tergolong unik dan belum pernah diketahui penyebabnya secara pasti. Penyakit ini pertama kali ditemukan oleh dokter Kawasaki di Jepang.
Namun para orang tua terutama ibu agar mengetahui fase-fase penyakit yang menyerang balita tersebut. Pasalnya, penyakit tersebut sudah masuk di Jawa Timur. Saat ini sudah ditemukan beberapa bayi yang menderita penyakit kawasaki yakni di Surabaya dan Malang.
Penyakit Kawasaki dapat mengakibatkan pembengkakan pada kelenjar getah bening dan memacu komplikasi.
Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro, Totok Ismanto mengatakan penyakit kawasaki di Bojonegoro belum ditemukan. Namun, para orang tua juga harus waspada karena penyakit tersebut menyerang pada bayi.
"Hingga saat ini belum bisa diketahui secara pasti penyebab penyakit itu. Namun penyakit ini yang pasti tidak disebabkan oleh virus," ungkap Totok Ismanto.
Totok menambahkan penyakit kawasaki bayi dan anak-anak yakni stadium awal berupa ruam dan demam. Gejalanya berupa demam tinggi dan kulit mengelupas. Pada stadium akhir, ada peradangan pembuluh ukuran darah menengah (vaskulitis). Kondisi ini juga memengaruhi kelenjar limfa, kulit, dan selaput lendir seperti di dalam mulut.
"Tapi gejala lainnya seperti kejang bisa dikira meningitis itu juga akan terjadi. Sehingga pemeriksaan penyakit kawasaki paling akurat bisa dilakukan oleh dokter spesialis jantung," ungkapnya.
Ia menjelaskan, ada 3 stadium pada penyakit kawasaki. Yaitu pada stadium atau fase akut pada 10 hari pertama yang biasanya demam seperti demam berdarah. Demam ini tidak merespons pengobatan antibiotika.
"Selain demam, akan muncul gejala-gejala lainnya yaitu mata merah namun tidak terdapat kotoran mata, bibir tampak memerah dan pecah-pecah, lidah juga tampak sangat merah seperti tomat, disertai kemerahan merata pada rongga mulut," paparnya.
Kemudian fase sub akut pada hari ke-11 hingga ke-25. Pada fase ini penyakit mulai menyerah pembuluh darah dan jantung. Arteri koroner menggelembung terdapat cairan di rongga selaput jantung, gagal jantung bahkan sampai infark miokard.
"Bahkan jumlah trombosit darah bisa meningkat, terdapat juga pengelupasan kulit di ujung jari tangan dan kaki, kemerahan, demam dan benjolan di leher menghilang. Terakhir fase konvalesen atau penyembuhan pada lebih dari 25 hari," jelasnya. (mol/kik)