Senthong Sekar Djati, Wadah Seni Para Muda di Margomulyo
Tradisi Wong Ndeso, Goncangkan Kota
Minggu, 25 Oktober 2015 21:00 WIBOleh Vera astanti
Oleh Vera astanti
Margomulyo - Kalau di Bojonegoro Kota ada Sayap Jendela, maka Bojonegoro bagian barat memiliki Senthong Sekar Djati sebagai wadah kesenian untuk anak-anak muda. Senthong Sekar Djati adalah salah satu laboratorium pencetak seniman yang berada di SMP Negeri 1 Margomulyo.
Walaupun namanya Senthong Sekar Djati, yang mana istilah Senthong itu berarti kamar atau biliknya orang desa, tetapi jangan salah, sudah beberapa kali mereka meraih prestasi. Skalanya tidak hanya kabupaten tetapi juga nasional. Dibawah asuhan Adi Sutarto, Senthong Sekar Djati menyuguhkan karya-karya yang berbeda dari pentas seni lainnya.
Sabtu (24/10) malam lalu anggota komunitas seni Senthong Sekar Djati menggelar pentas seni di pelataran SMP 1 Margomulyo. Pentas yang dimulai pukul 19.30 WIB sampai 21.00 WIB itu juga disaksikan Camat Margomulyo, Heru Sugiharto dan sesepuh masyarakat adat Samin, Mbah Hardjo Kardi.
Ada lima pertunjukkan dari Senthong Sekar Djati. Pertama Ngethengul, merupakan pertunjukkan musik tradisi yang bercerita tentang sekelompok anak sedang bercerita tentang wayang thengul. Kedua yaitu Nagaruda, sebenarnya Nagaruda adalah garapan lama tentang pertarungan perwujudan Naga oleh Angling Dharma dan Garuda oleh Bathik Madrim memperebutkan cinta.
Ketiga adalah Wewarah, yaitu pertunjukkan geguritan yang mana naskah ini merupakan sepuluh naskah terbaik dan penampilan terbaik dari Jawa Timur tahun 2015. Keempat Tinitah dan kelima Kidungan Jula Juli yang pernah memperoleh juara II tingkat provinsi dua pekan lalu.
"Memang kelima karya ini pernah dipentaskan pada ajang lomba, namun Kami telah melakukan perombakan. Ada beberapa hal yang Kami lakukan penyesuaian terutama untuk menyesuaikan suasana," ujar Adi.
Adi berharap, Senthong Sekar Djati ini mampu menunjukkan bahwa melalui seni, para pelakunya bisa hidup. Sehingga menjalaninya harus dengan totalitas, tidak setengah-setengah.
"Kami memberikan ruang kepada anak-anak untuk menjadi pelaku seni. Sekaligus melalui pertunjukkan ini kami ingin menyampaikan pesan sosial kepada masyarakat," imbuhnya.
Dalam pertunjukkan kali ini panitia menyebar sekitar 1.500 undangan, dan yang hadir kurang lebih seribu orang.
"Seluruh masyarakat yang hadir duduk lesehan menikmati pertunjukkan seni. Biasanya wong desa kalau ada keramaian selalu mendem (mabuk minuman keras), waktu pertunjukkan kemarin tidak ada. Semuanya berjalan lancar. Sehingga kami bisa menyimpulkan melalui seni kita bisa rukun," terangnya. (ver/tap)
*) Foto seniman muda senthong sekar djati beraksi di panggung