Berawal dari Hobi, Bripka Arip Nirwanto Sukses Beternak Burung Lovebird
Selasa, 12 Maret 2019 12:00 WIBOleh Priyo SPd Editor Imam Nurcahyo
Blora - Pecinta burung memang tidak memandang usia dan kalangan. Peminatnya beragam, mulai dari pelajar, petani, PNS, pedagang, wiraswasta, sampai anggota Polisi.
Adalah Arip Nirwanto(33) anggota polisi di Bagian Humas Polres Blora, yang merupakan warga Desa Turirejo Kecamatan Jepon Kabupaten Blora ini memiliki hobi memelihara burung lovebird. Saat ini, Arip sapaan akrabnya memelihara burung lovebird hingga 15 pasang. Burung jenis paruh bengkok berukuran kecil ini sangat indah karena mempunyai bulu yang berwarna cerah.
Piaraan Arip bukan hanya burung lovebird biasa, semua adalah burung love bird jenis biola, yang pastinya jenis burung lovebird ini adalah burung yang harganya bukan lagi ratusan ribu tapi harganya adalah jutaan.
Bripka Arip Nirwanto(33) anggota polisi di Bagian Humas Polres Blora, yang memiliki hobi memelihara burung lovebird
Ditemui awak media ini pada Selasa (12/03/2019), Arip menceritakan awal dirinya suka burung lovebird yang bermula pada tahun 2016, saat dirinya bertugas sebagai bhabinkamtibmas Polsek Todanan. Ia mencoba peluang bisnis dengan beternak burung.
"Sejak awal memang saya sudah hobi piara burung, dulu suka ikut kontes burung kicau juga dan kebetulan di Todanan ada teman yang ternak lovebird, dari situlah saya mencoba membeli sepasang burung dengan harga sepasang Rp 400 ribu," tuturnya, Selasa (12/03/2019)
Dari sepasang yang ia beli itu tersebut, seiring berjalannya waktu mulai berkembang menjadi banyak. Bertambahnya burung, tidak membuat Arip langsung menjualnya, namun hasilnya itu dibuat untuk membeli burung yang kualitasnya lebih baik.
"Dan puncaknya saat harga lovebird meroket, saya beli jenis lovebird biola dengan harga 15 juta rupiah, Alhamdulillah keluar anak biola satu ekor laku sampai 18,5 juta rupia." tuturnya.
Arip, bapak dari dua anak ini menyebutkan, meski saat ini harga burung lovebird turun, tidak memberikan dampak signifikan bagi dirinya. Saat ini harga satu burung love bird biola masih berkisar Rp 4 jutaan. Baginya, harga tersebut masih untung, hal ini karena untuk ternak satu pasangnya, bisa beranak sampai menetaskan tiga burung dengan jenis yang sama.
"Saat ini faktor pasar memang lagi lesu, hal ini dikarenakan sudah banyak yang ternak lovebird, sehingga saat panen bareng, harga burung turun, namun jika produksi masih lancar, tentu tetap ada pemasukan," tuturnya mengimbuhkan.
Arip menambahkan, selama tiga tahun berbisnis burung tersebut, Al Arif Bird Farm, nama kandang ternak miliknya, bisa menjadi penghasilan di luar tugasnya sebagai seorang anggota Polri. Bahkan dirinya mampu membangun rumah berikut isinya, dari binis ternak burungnya itu.
"Sekarang sudah bisa dirasakan, namun awalnya juga saya dari nol dan dari harga yang murah,” katanya.
Burung lovebird peliharaan Bripka Arip Nirwanto(33) anggota polisi di Bagian Humas Polres Blora
Hingga kini, pria yang betugas di Humas Polres Blora tersebut terus mengembangkan usahanya hingga memiliki 15 pasang burung lovebird jenis biola namun karena waktunya lebih padat, dirinya meminta bantuan temannya untuk mengurus ternak burungnya. Dengan majunya binis burung itu dirinya terus berupaya untuk mengembangkannya. Bahkan arip tidak memperdulikan harga burung yang terus turun.
"Kadang ada yang bosen, saya harap jangan pernah bosan untuk mencoba dan berusaha demi kehidupan yang lebih baik. Jadikan kendala sebagai peluang. Cari peluang sebaik mungkin untuk di manfaatkan dalam mencari rezeki yang tentunya sebagai modal untuk kebaikan," katanya.
Arip ternyata tidak hanya berternak burung, dengan di bantu istrinya, Mei Sri Rahayu (32), ia menambah bisnis sampingan, dengan membuat baki lamaran, jualan krudung dan lainnya.
"Semua saya coba, kebetulan istri juga mendukung, jadi saling membantu, Alhamdulillah berjalan secara bersamaan mendukung satu sama lain," ucapnya
Namun demikian Arip mengaku sejumlah bisnis yang ia jalani ini, tidak menganggu dirinya sebagai seorang anggota Polri. Sebab bisnis yang ia lakukan semuannya di luar jam kerja.
"Tugas untuk mengabdi sebagai aparat yang melayani masyrakat tetap berjalan dan semua berjalan secara beriringan tanpa ada yang bertabrakan," pungkasnya. (teg/imm