Petani di Ngasem Bojonegoro ini Mencoba Peruntungan Dengan Menanam Buncis
Jumat, 12 Juni 2020 09:00 WIBOleh Dan Kuswan SPd Editor Imam Nurcahyo
Bojonegoro - Berawal dari niat untuk memaksimalkan hasil dari sawah yang dimilikinya, Charis Manan (39) petani asal Dusun Gempol Garut Desa Jelu Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro ini, mencoba peruntungan dengan bertani atau menanam sayuran buncis.
Pria kelahiran Banyumas yang telah lama tinggal di Bojonegoro yang sehari-sehari juga bekerja sebagai guru di salah satu madrasah di Kecamatan Ngasem tersebut memiliki niat menanam buncis berawal saat melihat para petani di Bojonegoro yang sukses dengan menanam berbagai sayuran, salah satunya cabai, namun dirinya ingin mencoba tanaman sayuran lain yang masih jarang ditanam oleh petani di Bojonegoro, yaitu sayuran buncis.
"Saya pingin beda dari petani lainya yang hasilnya bagus. Kalau cabai mungkin biasa dilakukan petani di Kabupaten Bojonegoro, akan tetapi tanam buncis mungkin masih jarang, dan ternyata buncis cocok ditanam di sini," tutur Charis Manan, saat ditemui awak media ini ladang miliknya. Kamis (11/06/2020).
Charis Manan (39) petani asal Dusun Gempol Garut Desa Jelu Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro ini, saat ditemui di sawahnya. Kamis (11/06/2020)
Charis menuturkan bahwa selain menaman buncis, di ladang miliknya yang terbilang sempit, dirinya juga masih menanam kacang panjang.
"Saat ini saya tidak hanya menanam buncis saja, ada kacang panjang juga, tapi yang jelas fokus ke tanaman buncis, karena saya penasaran apakah bisa sayur buncis ditanam di Bojonegoro, eh ternyata bisa juga, sangat subur dan bisa berbuah." tuturnya.
Charis menjelaskan bahwa dirinya belajar menaman buncis tersebut secara otodidak dengan memanfaatkan teknologi informasi dari internet.
"Keahlian menanam ini saya peroleh dengan belajar dari YouTube alias otodidak. Tidak ada pendampingan sama sekali dari pihak manapun," tutur Charis Manan.
Sementara untuk tanaman buncis maupun kacang panjang, menurutnya perawatannya cukup mudah dan tidak perlu perawatan khusus. Menurutnya perawatan tanaman buncis seperti halnya merawat tanaman lainya, cuma tanaman buncis atau kacang panjang ini cocok ditanam pas jelang musim kemarau. Karena sinar matahari cukup.
"Dan minim hama. Kalau di saat musim hujan hasilnya kurang bagus karena kurang sinar matahari dan hama pun banyak. Sejauh ini hampir tidak ada kendala," tuturnya mengimbuhkan.
Saat ditanya, berapa biaya produksi yang ia keluarkan untuk menaman buncis tersebut, Charis menjelaskan bahwa dengan lahan yang berukuran panjang 30 meter dan lebar 25 meter, ia mengaku membutuhkan modal awal sekitar Rp 2 juta untuk biaya tanam dan mengolah lahan dan perawatan. Sementara untuk bibit sebanyak 2 kilogram dengan hanya Rp 90 ribu, dan di ladang miliknya tersebut cukup ditanami buncis sebanyak 4.000 pohon.
"Untuk buncis ini, sekali panen bisa mencapai dua kuintal dan dapat dipanen setiap dua hari sekali." tutur Charis.
Terkait pemasaran menurutnya tidak ada masalah karena sudah ada pedangang atau pelanggan yang siap membeli hasil panen buncis tersebut.
"Saya sudah punya pelanggan, pemasaran hanya sebatas wilayah Pasar Ngasem, Pasar Kalitidu dan Pasar Kota Bojonegoro, cuma karena saat ini lagi ada pademi Covid-19, untuk wilayah pasar Kota Bojonegoro saya batasi, hanya di wilayah Pasar Kalitidu dan Ngasem saja," katanya.
Sementara terkait harga dirinya mengaku saat ini harga sayur buncis hanya Rp 5 ribu per kilogramnya. Kalau sebelumnya saat bulan puasa dan jelang hari raya idulfitri, harga mencapai Rp 12 ribu per kilogramnya.
"Harga jual buncis lebih bagus jika dibanding dengan harga kacang panjang." kata Charis Manan. (dan/imm)