Antisipasi Terbawa Arus Sungai, Pegiat Budaya di Blora Selamatkan Fosil Banteng Purba
Senin, 25 Oktober 2021 12:00 WIBOleh Priyo SPd
Blora - Pegiat Budaya yang tergabung dalam Forum Peduli Sejarah Budaya Blora (FPSBB) Kecamatan Cepu, pada Sabtu (23/10/2021), meneyelamatkan atau mengekskavasi fosil banteng purba yang berada di tepian Sungai Kapuan, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, yang lokasinya berdekatan dengan Sungai Bengawan Solo.
Ekskavasi fosil tersebut untuk mengantisipasi terjadinya kenaikan debit air Sungai Bengawan Solo, sehingga dikhawatirkan benda purbakala tersebut akan tergerus dan terbawa arus sungai tersebut.
#adsense#
Ketua Forum Peduli Sejarah Budaya Blora (FPSBB) Kecamatan Cepu, Joko Purnomo, kepada awak media ini Senin (25/10/2021) mengatakan bahwa penyelamatan fosil tersebut dilakukan karena ada kekhawatiran fosil tersebut akan terbawa arus sungai saat musim penghujan datang, karena letaknya yang berada di tepian sungai.
"Fosil itu sudah muncul sebagian kecil, kemudian waktu digali ternyata malah semakin besar," ucap Joko Senin (25/10/2021).
Pegiat budaya yang tergabung dalam FPSBB Kecamatan Cepu, saat mengekskavasi fosil banteng purba yang berada di tepian Sungai Kapuan, Kecamatan Cepu, Blora. Sabtu (23/10/2021) (foto: dok istimewa)
Joko mengatakan bahwa fosil tersebut pertama kali diketahui pada tahun 2019 lalu dan saat itu Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran telah melakukan survey dan penelitian terhadap benda purbakala tersebut.
Selanjutnya pada tanggal 13-23 Oktober 2021 kemarin BPSMP Sangiran kembali melakukan penelitian.
"Saya sebagai warka lokal ikut survei geologi dan temuan-temuan fosil. Rencananya memang oleh BPSMP Sangiran akan di ekskavasi, tapi karena waktunya tidak memungkinkan akhirnya kami izin untuk melakukan penyelamatan fosil itu," kata Joko yang asli warga Desa Kapuan, Kecamatan Cepu.
Menurutnya, selama proses penyelamatan fosil tersebut, dirinya bersama sejumlah rekannya telah mendapatkan pembekalan dari BPSMP Sangiran.
"Kami melakukan penyelamatan karena sempat magang di Sangiran, jadi kami mengerti cara memperlakukan fosil, sehingga tidak ngawur," tutur Joko Purnomo.
#adsense#
Setelah berhasil diangkat pada Sabtu (23/10/2021) lalu, fosil tersebut selanjutnya disimpan di Rumah Artefak Blora.
Joko menjelaskan bahwa di lokasi penemuan fosil tersebut nantinya akan dilakukan ekskavasi (penggalian di tempat yang mengandung benda purbakala) di sekitar lokasi penemuan tersebut, karena diduga kuat pada zaman dulu merupakan lingkungan purba.
"Kesimpulan terakhir menyatakan daerah Kapuan dan sekitarnya memang benar lingkungan purba," kata Joko.
#adsense#
Selain fosil banteng, di sekitar lokasi tersebut memang kerap ditemukan sejumlah fosil lainnya. Namun Joko mengungkapkan bahwa tidak semua fosil yang ditemukan tersebut diserahkan ke pemerintah daerah.
"Ada beberapa fosil lainnya yang ditemukan beberapa tahun lalu. Sebagian temuan dari masyarakat ada masih tersimpan di rumah mereka dan belum dibawa diserahkan ke Dinas Pemuda Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Blora, namun sempat diidentifikasi oleh BPSMP Sangiran," ujar Joko Purnomo. (teg/imm)
Reporter: Priyo SPd
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo