Komunitas Ntenk Ayonk
Sopan di Jalan Liar di Hutan
Minggu, 10 Januari 2016 21:00 WIBOleh Mulyanto
Oleh Mulyanto
Kota-Kesannya garang, tetapi tidak sepenuhnya benar. Nampak di luar garang dan urakan tetapi sebenarnya berhati lembut. Itulah mereka yang menekuri dunia trail. Salah satunya Komunitas Ntenk Ayonk.
Ntenk Ayonk, begitulah komunitas ini menamai diri. Merupakan akronim (singkatan)? Bukan.
“Kelenteng Ngalor,” kata Ivan Fauzi (24) ketua Ntenk Ayonk. Maksudnya? Tidak muluk-muluk. Merujuk pada tempat atau merkas komunitas ini, yakni sebuah tempat di utaranya Klenteng, Desa Banjarejo Kecamatan Bojonegoro.
“Itu kan kalau anak kecil masih pelo, nyebutnya begitu,” kata Ivan menjelaskan. Baru BeritaBojonegoro.com (BBC) yang sedang duduk di sampingnya, memahami.
Komunitas ini berdiri setahun yang lalu. Dan hari ini, Minggu (10/01) sedang merayakan satu tahun kelahirannya dengan adventure trail di sebuah medan kawasan hutan Parengan. Mereka menerima kehadiran BBC sesaat sebelum keberangkatan rombongan.
Ivan melanjutkan, komunitas ini didirikan oleh lima sekawan, termasuk dirinya. Lainnya adalah Cimut, Antok, Yalis dan Zakki. Dari lima orang tersebut semakin lama keanggotaannya semakin bertambah. Sampai saat ini ada 26 anggota.
Untuk menjadi anggota, tidak sembarangan, harus punya keahlian dalam mengendarai motor trail. Itu karena medan yang dilewati tidak biasa dan menantang. “Tetapi itu bisa dipelajari, sambil berjalan. Yang belum bisa, karena masih baru, nanti dilatih,” kata Ivan menjelaskan.
Untuk motor trailnya, komunitas ini menggunakan jenis odong-odong. Yakni motor trail hasil modifikasi dari motor biasa. “Banyak yang asalanya motor bebek. Kami punya teknisi. Bengkel juga banyak di Bojonegoro saat ini,” terang lelaki yang juga menjabat sebagai staff di Satuan Polisi Pamong Praja tersebut.
Yang paling penting lagi adalah kesediaan anggota untuk mematuhi rambu lalu lintas. “Sopan di jalan tetapi liar di hutan,” begitu Ivan memberi gambaran sembari berkelakar.
Salah satu peserta adventure trail adalah Suprinono (46). Dia adalah Kepala Desa Bubulan Kecamatan Bubulan. Supriono mengaku sudah lama menggeluti dunia motor trail ini. Dia bergabung dengan komunita lainnya yang lebih lama. “Komunitas saya sudah ada sejak tahun 90an. Banyak yang kenal karena termasuk paling lama,” kata lelaki yang di dunia trail lebih akrab disapa Sarkali itu.
“Pokoknya Mas. Trail ini bagi saya bisa menghilangkan stress. Itu perlu. Dan yang lebih penting lagi bisa menghindarkan diri dari memakai alkohol. Sebab nggak bisa ngetrail kalau pakai alkohol,” katanya menjelaskan.
Masih menurut Sarkali sepintas lalu orang-orang Trail itu kelihatan garang. “Kami itu rata-rata pecinta lingkungan, pecinta alam. Pihak Perhutani yang hutannya kami lewati juga senang dengan kehadiran kami sebab bisa membuyarkan kalau ada yang nyuri kayu,” katanya.
Anggota komunitas pimpinan Ivan tersebut terus berbenah. Tahun ini, Ivan berkata, dia berharap bisa mengadakan event lebih banyak lagi. “Yang penting dari kita ini adalah persaudaraan yang kuat. Kita saling membantu sesama,” katanya.
Saat ini pengkaderannya juga berjalan agar tidak punah nantinya. “Sekarang ini ada anggota yang masih duduk di bangku SMP. Ada juga yang perempuan, satu,” pungkas Ivan.(mol/moha)