Dhimas Brillyan Saputra
Atlet Renang Yang Suka Telat Masuk Sekolah, Kini Jadi Polisi
Sabtu, 06 Februari 2016 13:00 WIBOleh Linda Estiyanti
Oleh Linda Estiyanti
PEMUDA jangkung berkulit putih dan bertubuh atletis ini bernama Dimas Brillyan Saputra. Sekilas, penampilannya yang maskulin dan gagah memperlihatkan ketegasan seorang polisi. Namun jangan salah, dia itu sosok yang sangat perasa dan berhati lembut.
Lahir 23 tahun silam, tepatnya 23 September 1993, Dimas kecil, yang tadinya adalah anak mama, sebutan dari teman-teman semasa sekolah menengah dulu, kini tumbuh menjadi sosok pemuda gagah dan mandiri. Seorang pemuda yang ambisius terhadap prestasi dan karir.
"Iya, saya itu anaknya memang agak manja. Apalagi sama ibu, pengennya apa-apa dilayani terus," ungkap anak kedua dari tiga bersaudara itu.
Ia bercerita, semasa kecil dirinya bersekolah di SD IV Bektiharjo diantar oleh ibunya. Tidak hanya sekolah, mengikuti ekstra pun ia minta diantar oleh sang ibu. "Sejak kelas IV SD, saya sudah menyukai olahraga air, renang, dan kebetulan termasuk atlet andalan sekolah. Meski belum dapat juara yang berarti saat itu," kenang Dimas.
Selepas itu, ia meneruskan sekolah di SMP dan SMA Negeri di Kota Tuban. Di mana pun ia menempuh pendidikan, hobinya dalam olahraga renang terus dibawa. Hingga hobi itu menjadikannya murid yang jarang masuk sekolah. Kalau pun masuk kelas, ia selalu terlambat.
Namun, beruntungnya, resiko masuk sekolah terlambat itu terbayar oleh tumpukan prestasi yang mampu membanggakan kedua orang tuanya juga mengharumkan tempat ia bersekolah. "Tadinya sih sempat ditegur karena selalu terlambat masuk sekolah, tapi kemudian saya buktikan hasil dari keterlambatan saya," ucapnya sambil tertawa kecil.
Ia mengingat kembali, semasa sekolah, beberapa kali mendapatkan juara dalam kejuaraan renang. Baik dalam kejuaraan Kabupaten, Provinsi, hingga Nasional. "Ya sampai saat ini total ada sekitar 103 medali dari cabang renang dan senam yang saya kumpulkan," kata Dimas, mantan atlet renang kebanggaan Tuban itu.
Pria asli Tuban, asal Desa Bektiharjo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, itu kini menjadi anggota Kepolisian Republik Indonesia (Polri) yang ditugaskan di Polres Bojonegoro. "Awalnya Sabhara di Polda Jatim, kemudian Maret 2014 saya ditugaskan di Resor Bojonegoro," ujarnya.
Ia menjadi polisi setelah dua kali mengikuti seleksi. Seleksi pada gelombang pertama ia gagal. Kemudian barulah pada gelombang kedua ia berhasil lolos dan diberangkatkan mengikuti pendidikan Polri di SPN Singaraja Bali, mulai Agustus 2012 hingga Februari 2013.
"Sempat down, namun saya tidak putus asa. Polisi adalah cita-cita saya sejak kecil. Saya yakin ketika saya berusaha keras pasti hasilnya akan ada," terang pria yang hobi main game itu.
Orangtuanya, Teguh Imananto, sang bapak adalah pegawai Perhutani. Sementara sang Ibu, Supriyani, senantiasa tinggal di rumah mendidik Dimas dan saudara-saudaranya sejak kecil.
"Kedua orangtua saya selalu mendukung cita-cita saya. Polisi ini tadinya juga cita-cita Bapak yang tidak kesampaian. Saya berusaha keras untuk mewujudkannya," ujar pria penyuka sayur bali buatan ibunya tersebut.
Dimas, dengan prestasinya yang tidak bisa dipandang sebelah mata tersebut, sejak April 2015 dipercaya menjadi staf Kapolres Bojonegoro, AKBP Hendri Fiuser SIK MHum. Ia lah yang bertugas mengantar dan mendampingi Kapolres dalam menunaikan tugasnya sepanjang waktu.
"Sebuah kehormatan saya bisa mendampingi bapak Kapolres. Saya bisa belajar banyak dari beliau, Polisi terbaik peraih Adimakayasa Akpol 97. Satu kata-kata bapak dan sampai saat ini menjadi motivasi saya, Pelaut yang tangguh tidak akan menghadapi ombak yang tenang, itu yang akan selalu saya ingat," ungkap Dimas bersemangat. (lyn/tap)
*) Foto Dimas ketika masih jadi atlet renang Tuban dan setelah jadi polisi