Santi, Perempuan Mandiri dari Kedungadem
Kenalkan Pentingnya Merawat Kecantikan di Pedesaan Melalui Usaha Salon
Jumat, 04 Maret 2016 14:00 WIBOleh Betty Aulia
Oleh Betty Aulia
MEMBUKA bisnis salon biasanya identik dengan masyarakat pekotaan. Sebab, kebutuhan untuk mempercantik diri dan merawat tubuh belum maklum pada masyarakat desa. Namun seiring bergulirnya waktu masyarakat desa rupanya sudah mulai memperhatikan masalah itu. Peluang ini ditangkap oleh seorang pengusaha salon di Desa Drokilo, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro.
Pengusaha salon itu bernama Santi (29). Dia termasuk pengusaha muda yang sukses dengan usaha salon kecantikan di desanya.
Kepada beritabojonegoro.com (BBC), dia menuturkan, usaha salonnya itu dirintis sejak 2007. Bermodalkan pengalamannya dari bekerja di sejumlah salon di kota besar. Melihat peluang yang ada dan didukung kemampuan yang dimiliki, dia pun nekat membuka usaha salon kecantikan.
"Saya lebih memilih membuka usaha sendiri di desa. Karena selain tidak ada biaya untuk sewa tempat, saya bisa sambil menjaga anak. Ya, menyeimbangkan antara usaha dan keluarga," ujar Santi.
Keahliannya memotong rambut, merias wajah dan merawat tubuh, berawal dari belajar secara otodidak. Meski demikian tidak membuat semangatnya surut. Bahkan, sekarang sudah mampu mempekerjakan 2 orang karyawan. Tak jarang dia juga turun tangan melayani para pelanggannya.
Omzet yang diperoleh selama mengelola usaha salon itu mencapai Rp 10 juta per bulan. Tentu saja omzet sebesar itu bukan angka nominal yang sedikit bagi Santi. Karena mengingat kondisi wilayah tempat mendirikan usaha salon tersebut.
Keberhasilan usahanya itu tidak bisa dilepaskan dari dorongan keluarga. Sesuai amanah dari orang tuanya dulu, dia harus menjadi wanita mandiri yang tidak hanya mengandalkan suami.
"Orang tua saya dulu pernah berpesan bahwa saya harus menjadi wanita yang mandiri tidak tergantung pada suami. Sehingga berbisnislah yang saya pilih," tutur wanita berparas cantik itu.
Ibu satu anak ini juga menuturkan, membuka usaha di wilayah pedesaan itu gampang-gampang susah. Karena mengingat calon pelanggannya adalah warga setempat. Namun dengan kendala keadaan tersebut dia semakin tertantang dan terdorong untuk mulai mengembangkan bisnisnya.
"Saya yakin bahwa usaha yang saya bangun ini akan membawa prospek yang positif ke depannya," pungkasnya. (bet/tap)