Nariendra Dyah Pramesti, Pencinta Novel Biografi
Cerdaskan Jiwa Dengan Membaca
Minggu, 24 April 2016 19:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
BUKU sudah menjadi kebutuhan bagi dara cantik ini. Bila kebanyakan gadis seumurannya lebih suka membaca buku-buku teenlit, dia malah menyukai buku novel atau roman biografi. Apalagi biografi dari tokoh-tokoh besar.
Gadis itu bernama Nariendra Dyah Parmesti, atau lebih akrab dipanggil Esti. Dia lahir 18 tahun lalu di Bojonegoro. Sekarang tinggal di Perumahan Puri Dander dan tengah menyiapkan diri menghadapi Seleksi Masuk Bersama Perguruan Tinggi Negeri.
"Sang Pencerah karya Akmal Savery membuat saya tak berhenti membaca. Ceritanya tentang kehidupan dan biografi Ahmad Dahlan. Dengan gaya bahasa yang sederhana dan pemikiran-pemikiran Ahmad Dahlan yang hebat di dalamnya. Aku bisa menghabiskan novel setebal 461 halaman ini dalam waktu semalam," tuturnya.
Esti mengaku, mempunyai quote favorit, yakni "Kau terpelajar, cobalah bersetia pada kata hati". Kata-kata ini ditemukannya dalam Novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer.
Dia rupanya kerap mengidap insomnia atau susah tidur. Kalau insomnianya lagi kumat, dia kalap membaca novel sampai pagi. Ditambah lagi, akibat kecanduannya terhadap buku, kemana pun dia pergi selalu membawa novel, termasuk ke sekolah. Bahkan, lebih banyak membawa novel di tas dibanding buku pelajaran.
Oleh teman-temannya, Esti dijuluki perpustakaan berjalan. Sebab, mereka bisa meminjam buku kepadanya secara gratis. Tetapi kadang dia sebal juga dengan temannya yang meminjam buku tidak dikembalikan. "Ada satu buku yang entah dipinjam siapa, sampai kini nggak balik. Judulnya Petir karya Dewi Lestari," ungkapnya.
Saking gilanya terhadap buku, pernah ada pengalaman menarik yang tidak bisa dilupakannya. Pengalaman diusir penjaga sebuah acara bazar buku. "Dulu pernah ke obral buku sendirian malam-malam, aku milih buku lama banget sampai diusir secara halus sama penjaganya, karena mereka mau tutup," tuturnya sambil tertawa.
Saat ini Esti sedang mempersiapkan diri menuju impian masa depan, yaitu diterima pada jurusan Sastra Indonesia di Universitas Negeri Yogyakarta.
Pada akhir bincang-bincangnya dengan beritabojonegoro.com, tidak lupa dia berpesan kepada remaja seusianya agar menjadi generasi yang cerdas hati dan pikiran. "Jadilah remaja yang kecerdasan hati dan pikirannya seimbang. Cerdaskan jiwa dengan membaca, karena kekuatan sastra dan ceritalah yang mendidik hati," pesannya. (ver/tap)