Tekad Besar Bela Negara
Jumat, 06 Mei 2016 21:00 WIBOleh Kang Yoto
Oleh Kang Yoto
Terwujudnya kedaulatan, ketahanan dan martabat bangsa di tengah-tengah pergaulan bangsa bangsa sepenuhnya menjadi tanggungjawab anak negeri.
Sebagai anak negeri yang telah mengikrarkan janji kebangsaan, yaitu untuk terus bersatu dalam NKRI dalam kebhinekaan, janji wujudkan seluruh sila dari Pancasila, janji menjunjung tinggi merah putih, janji memajukan kesejahteran umum, kecerdasan bangsa, dan wujudkan Indonesia yang bermartabat di tengah kehidupan internasional. Maka masa depan Indonesia di dalam dunia yang horizontal dan semakin menyatu secara ekonomi sepenuhnya menjadi tanggungjawab jawab anak negeri.
Sebagai sebuah janji, maka kesadaran kebangsaan ini harus terpatri dalam sanubari anak negeri, para pemimpin, rakyat, generasi tua dan mudanya.
Selanjutnya mengaktualisasikannya pada seluruh usaha dan karya masing-masing lewat setiap perannya. Hanya dengan kesanggupan serius untuk teguh dalam janji dan usaha, maka bela negara menemukan kekuatan. Dan dengan memahami dinamika global dan tuntutan sejarah, maka bela negara akan menemukan relevansinya.
Bojonegoro mendapatkan momentun untuk mempertajam dan memperkuat semangat bela negara. Mengingat pada tahun ini:
- Bojonegoro mengukuhkan diri dengan menjadi lumbung pangan, dengan kontribusi 907 ribu ton maka Bojonegoro turut menjaga Kedaulatan Pangan Indonesia. Sementara lahirnya produk industri pangan olahan di Bojonegoro akan semakin memperkuat kedaulatan ekonomi.
- Tahun ini blok minyak cepu mencapai puncak produksi, sehingga Bojonegoro menyumbang lebih 20 persen produksi minyak dalam negeri. Pilar ini memperkuat kedaulatan energi negeri.
- Bojonegoro baru saja terpilih menjadi pilot project atau percontohan pemerintah yang terbuka open government patnership dunia, mewakili Indonesia, dan bersama dengan Sool Korsel dan Triblisi Georgia mewakali Asia. Keterbukaan Pemerintahan Bojonegoro sejajar dengan Paris, Scotland, Madrid dan kota lainnya, 15 kota percontohan open government dunia. Pengakuan ini akan memperkuat martabat bangsa Indonesia. Penunjukan ini melengkapi pengakuan berbagai lembaga internasioanal atas Bojonegoro,. Dalam bidang transparansi pengelolaan migas oleh UNDP, praktek demokrasi oleh guru besar MIT, UNSDN untuk Sustainable Development Solution Network. Pengakuan mana juga tercermin dari diudangnya Pimpinan Bojonegoro untuk berbagi pengalaman dalam berbagai forum dunia: dalog di Brasilia Brasil, global forum di MIT Boston, konfrensi integrating space di Russia, transformasi ekonomi eksklusif ke inklusif di Vatican, next step innovation di Afsel dan key note speech OGP Asia Pacific.
Ketiga hal tersebut di muka, melengkapi capaian Bojonegoro sebagai Kabupaten ramah HAM (2015) dan juara umum Nasional Pengelola bencana terbaik (2014).
Apa yang dicapai Bojonegoro melalui usaha terencana, buah dari sinergitas dan kolaborasi niat, visi, strategi dan usaha seluruh element, Pemerintah (eksekutif, yudikatif dan legislatif. Termasuk didalamnya TNI dan Polri). Rakyat: CSO, jurnalis, kelompok profesi, dan lainnya. Dalam sebuah tekad wujudkan SDGs, Bojonegoro menjadi Kabupaten pertama yang mendeklasikan pertama, 22 Maret 2016
Sehubungan dengan momentun tersebut maka Pemkab, TNI, Polri dan seluruh elemen rakyat Bojonegoro bermaksud menyelenggarakan APEL BESAR BELA NEGARA.
Tujuan apel besar bela negara ini untuk memperkuat kesadaran kebangsaan, tekad bela negara dan mensosialisasikan bentuk atau model lain bela negara. Yaitu, menjadi bagian aktif wujudkan kedaulatan pangan, energy, keunggulan ekonomi dan usaha wujudkan pemerintahan yang baik dan bersih.
Draf Deklarasi:
Kami putra putri Indonesia
1. Mengaku bertumpah darah Indonesia
2. Bertekad menjaga NKRI
3. Berusaha wujudkan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
4. Menolak segala bentuk paham radikalisme
5. Berjuang wujudkan kedaulatan negara dan martabat bangsa Indonesia dalam bidang pangan, energi dan pemerintahan yang baik, bersih dan terbuka.