Alfendik Racing Team
Bermula dari Hobi Balap Liar, Kini Menuai Prestasi
Selasa, 10 Mei 2016 15:00 WIBOleh Piping Dian Permadi
Oleh Piping Dian Permadi
Kapas - Olahraga balap sepeda motor saat ini sudah menjadi tontonan lumrah masyarakat Bojonegoro. Hanya saja peminat olahraga ini masih bisa dihitung jari. Salah satu faktor penyebab sepinya peminat, karena belum ada fasilitas penunjang memadai di Kabupaten Bojonegoro.
Namun keterbatasan sarana, tak lantas membuat pencinta balap motor di Bojonegoro patah semangat. Mereka bahkan mengaku terlecut dengan keterbatasan itu. Hasilnya, beberapa tim balap motor lokal kerap mengikuti kejuaraan di dalam atau luar kabupaten, dan menyabet gelar juara.
Salah satu tim balap motor lokal Bojonegoro adalah "Alfendik Racing". Tim balap motor ini didirikan 2014 lalu, oleh Dimas Alfendik, asal Desa Semanding, Kecamatan Bojonegoro Kota. Tim balap ini menorehkan prestasi juara di event balap motor pada 1 Mei lalu di Alun-Alun Kota Bojonegoro.
Menurut Dimas Alfendik, pendirian tim racing itu bemula dari hobi memodifikasi serta menggeber sepeda motor sekencang-kencangnya di jalanan. Seiring berjalannya waktu, beberapa pembalap liar itu, termasuk Dimas Alfendik, sadar bahwa apa yang dilakukan itu sia-sia. Akhirnya muncullah ide untuk mendirikan tim balap motor yang akan balapan di kejuaraan resmi. "Itu terjadi di akhir tahun 2014 lalu," tuturnya.
Meski belum genap dua tahun berdiri, tim ini telah menorehkan beberapa prestasi, di antaranya pada Kejuaraan Daerah Jatim seri ke-3 di Tulungagung dalam kelas 2 tak 120 cc mendapat nomor 3. Kejuaraan road race di Blora berhasil meraih nomor 2 dalam kelas 2 tak dan nomor 5 dikelas 4 tak. Pada Piala Bupati di Alun-Alun Bojonegoro beberapa waktu lalu mendapat nomor 3 dan 5.
Tim balap ini sekarang digawangi 4 pembalap lokal, yakni Risky Laut, Bowo Sutelo, Sunar, Nova Dito, dan satu pembalap asal Lamongan Rendy Jabrik. Mereka mempunyai garasi di CYA Motor, Jalan Raya Semanding, Kabupaten Bojonegoro. Untuk kualitas serta kecepatan sepeda motor, mereka melakukan modifikasi sendiri. Sedangkan kalau latihan mereka harus rela pergi ke kabupaten tetangga yakni lamongan dikarenakan Bojonegoro belum memiliki tempat latihan atau sirkuit untuk balap sepeda motor.
Dimas mengungkapkan, beberapa kali melakukan latihan di GOR Lamongan. Dia dan timnya membawa serta motor sendiri dari Bojonegoro dan membayar Rp 10.000 setiap kali latihan. "Harapannya ada wadah untuk kita para pembalap di Bojonegoro minimal sirkuit kecil untuk latihan," ujarnya.
Pemuda 22 tahun ini menambahkan, para pembalap yang tergabung dalam tim Alfendik Racing masih berstatus pelajar dan mahasiswa. Mereka memilih membangun tim balap resmi daripada balap liar yang meresahkan masyarakat. "Dulu kita memiliki hobi sama yakni balap, daripada balap liar tidak jelas mending buat tim resmi, harapanya juga berprestasi," pungkasnya. (pin/tap)