Zainul Muttakin, Seorang Pemandu Wisata
Keselamatan dan Kenyamanan Tamu adalah Nomor Satu
Senin, 30 Mei 2016 15:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
SIAPA orang yang bakal menolak bila diberi kesempatan untuk liburan ke berbagai tempat dengan gratis. Apalagi semua akomodasi sudah ditanggung oleh tim. Inilah yang dilakukan oleh Zainul Muttakin, pemuda yang bekerja di salah satu biro perjalanan.
Karena pekerjaan, dia kerap keliling berbagai tempat tanpa keluar biaya. Tidak hanya Jawa Timur saja, tetapi hampir seluruh Pulau Jawa, Bali, dan Lombok, telah dijelajahinya.
Pemuda jebolan SMA Negeri 2 Bojonegoro dan Komunikasi IPB ini sangat menikmati pekerjaannya. Sebagai seorang konsultan perjalanan, dia harus bisa memandu, merancang dan mereservasi semua akomodasi tamu. Keselamatan dan kenyamanan tamu, adalah pekerjaan utamanya.
"Serunya tuh ketika semua bekerja, saya liburan. Tetapi ketika mereka liburan, justru disitulah saya bekerja," ujarnya tertawa.
Takin, begitu teman-teman memanggilnya, mengaku senang bisa menjelajahi alam Indonesia yang sangat indah. Ada dua tempat favoritnya, yaitu Pulau Gili Kenawa dan Bukit Mantar, keduanya di Provinsi Nusa Tenggara Barat. "Pulau Gili Kenawa menariknya adalah hanya bisa dikunjungi saat musim hujan," ungkapnya.
Ketika musim hujan, pulau itu akan sangat indah dan cocok dipakai berkemah. Sedangkan saat musim kemarau, tidak ada sumber air sehingga sangat kering. Pulau tersebut pun kosong tak berpenghuni.
"Bukit mantar menjadi nomor dua tempat paralayang terbaik sedunia setelah Turki," tuturnya bangga.
Di Bukit Mantar ada dua arah angin yang bergerak secara bergantian. Sehingga bila jeli, peserta paralayang yang terjun ke bawah, bisa kembali ke bukit seperti semula. "Jadi seru sekali, bila yang mampu merasakan arah angin, sayangnya aku belum berhasil. Padahal banyak turis luar yang datang dan berhasil melakukannya," ceritanya menggebu.
Takin sangat merekomendasi Bukit Mantar buat siapa pun yang ingin mencoba paralayang. Di sana ada instruktur muda yang akan membantu peserta yang belum pernah mencoba paralayang. Syaratnya jangan takut ketinggian.
Sampai saat ini ada 2 tempat yang ingin sekali dikunjungi pemuda kelahiran 15 Oktober 1991 ini. Dua tempat itu adalah Cappadokia dan Gunung Rinjani. Cappadokia merupakan objek wisata di Kota Tua Turki. Untuk menikmati pemandangan kota tersebut dilakukan melalui balon udara.
Sementara untuk Gunung Rinjani, meski dia kerap berkesempatan berjalan-jalan ke Lombok, tempat itu belum kesampaian dikunjungi. "Ada banyak kesempatan sih untuk menuju sana, tapi saya masih mengumpulkan nyali," ungkapnya malu.
Namun kegembiraannya bergelut di bidang pariwisata, tidak lantas membuatnya menggebu-gebu terhadap perjalanan wisatanya. Karena prioritas perjalanannya adalah keselamatan dan kenyamanan para tamu yang dibawanya. "Saya tidak bisa berleha leha seperti seorang yang liburan, karena sebagai pemandu saya harus memastikan makanan dan penginapan lainnya sempurna," ucapnya.
Ada satu cita-cita yang ingin sekali diwujudkan. Cita-cita membentuk komunitas traveler islami. "Karena dalam perjalanan wisata, banyaklah hal-hal yang nggak islami," pungkasnya. (ver/tap)