Harga Gula Pasir Masih Tinggi, Ini Jawaban Disperindag
Rabu, 13 Juli 2016 12:00 WIBOleh Piping Dian Permadi
Oleh Piping Dian Permadi
Kota - Harga gula pasir di pasaran saat ini adalah sekitar Rp16.000 per kilogramnya. Bahkan di toko - toko kelontong bisa mencapai Rp17.000 sampai Rp18.000 per kilogram. Meski Pemerintah melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi maupun kabupaten telah menggelar operasi pasar untuk menekan harga, tampaknya hal itu belum cukup.
Tingginya harga sejumlah kebutuhan pokok khususnya gula pasir selama sebulan terakhir membuat setiap ibu rumah tangga harus pandai berhemat jika ingin dapurnya terus mengepul. Selain rumah tangga, dampak langsung sangat dirasakan oleh pengusaha makanan ataupun minuman yang secara intensif menggunakan gula pasir.
Kepala Disperindag Kabupaten Bojonegoro Basoeki saat dikonfirmasi beritabojonegoro.com (BBC) Selasa (12/07) kemarin mengenai masih mahalnya harga gula pasir saat ini mengatakan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi mahalnya harga gula pasir.
Selain permintaan akan gula sejak memasuki bulan suci Ramadan dan jelang hari raya lalu yang meningkat, kata Basuki, pasokan gula untuk memenuhi kebutuhan tersebut masih kurang. Oleh karena itu, harga cenderung masih tinggi.
“Harga gula rata rata se Jatim Rp16 ribu kemarin sebelum operasi pasar sempat menyentuh angka Rp18 ribu. Hal ini disebabkan terbatasnya pasokan. Awalnya Rp12.200, dan kenaikan ini dipicu naiknya permintaan selama lebaran. Juga selain kurangnya pasokan ini masalah nasional, mudah mudahan dalam waktu dekat harga bisa turun lagi,'' ujar Basoeki.
Operasi pasar selama sebulan tampaknya tidak mampu berdampak banyak, hanya bisa membantu masyarakat selama bulan Ramadan. Selain itu, penyaluran operasi pasar pun tidak bisa merata ke seluruh wilayah Kabupaten, hanya ada di dua titik, Pasar Kota dan Pasar Kalitidu.
Sedangkan untuk wilayah kecamatan lain, Disperindag dan Bulog menyediakan pasar murah dengan mekanisme permintaan dari pihak Pemerintah Kecamatan pada bulan lalu. Meski demikian, itu tak banyak membantu. Mahalnya harga gula tetap akan dirasakan oleh masyarakat pelosok yang tidak tersentuh operasi pasar.
Menanggapi hal tersebut, Disperindag akan kembali mengkaji setiap permasalahan serta mencari solusi terbaik untuk mengatasi mahalnya harga gula pasir.
“Cara yang paling ampuh sebenarnya ya import gula oleh pemerintah pusat agar pasokan cukup. Tapi tentu perlu kajian dampak terhadap petani dan produk gula lokal. Dalam waktu dekat akan diadakan koordinasi untuk membahas hal ini, karena tata niaga gula dan produsennya tentu tidak dapat diselesaikan daerah per daerah,” tutupnya.(pin/moha)